Kita Perlu Tahu 10 Jenis Wayang di Indonesia, Serta Asal-Usul dan Perbedaannya

 

Newslan.id – Semarang – Jenis Wayang di Indonesia sangat beragam. Wayang merupakan, salah satu kesenian asli Indonesia yang sudah diakui oleh UNESCO sejak 2003. Wayang memiliki arti bayangan dan wayang merupakan seni drama tradisional Indonesia menggunakan boneka yang dimainkan seorang yang disebut dalang.
Dalam pertunjukkan wayang terdapat cerita-cerita di dalamnya yang dipilih berdasarkan kitab Mahabarata dan Ramayana yang bernapaskan kebudayaan serta filsafat Hindu, India. Namun, telah diserap ke dalam kebudayaan Indonesia. Berikut deretan jenis Wayang di Indonesia:
*1.Wayang Kulit*
Awalnya berkembang di lingkungan istana kemudian menjadi kesenian rakyat dan menyebar ke seluruh daerah. Wayang kulit muncul dan berkembang dalam masyarakat Jawa.
Lebih dari sekadar pertunjukan, wayang kulit dahulu merupakan media permenungan menuju roh spiritual para dewa. Kesenian Wayang Kulit terbuat dari kulit kerbau yang diyakini sebagai embrio dari berbagai jenis wayang yang ada sampai saat ini. Wayang dimainkan seorang dalang, diiringi musik gamelan dan tembang nyanyian para sinden. Wayang kulit sudah menjadi warisan budaya dunia dari Indonesia dan telah ditetapkan oleh UNESCO.
*2. Wayang Suket*
Merupakan tiruan dari wayang kulit yang terbuat dari suket dalam bahasa Jawa berarti rumput. Wayang Suket biasanya untuk permainan atau penyampaian kisah pewayangan pada anak-anak di desa-desa Jawa. Untuk membuatnya, sebagian helai daun rerumputan dijalin lalu dirangkai dengan melipatnya membentuk figur yang mirip wayang kulit. Bahannya yang terbuat dari rumput wayang suket biasanya tidak bertahan lama.

3. *Wayang Golek*
Merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Barat. Wayang ini terbuat dari bahan kayu yang menyerupai bentuk manusia. Boneka dari kayu itulah disebut golek sehingga dinamakan wayang golek. Karakter yang terbuat dari kayu ini dimanfaatkan untuk memerankan tokoh dalam pertunjukkan drama tradisional. Di Jawa Barat, kesenian wayang golek difungsikan ke dalam dua bentuk pagelaran, yaitu sebagai media hiburan dan upacara ritual. Pertunjukkan wayang golek dilakukan secara tatap langsung, artinya ada tatap langsung antara dalang dengan penonton. Dalang bertindak sebagai pencerita maupun sebagai pemain wayang.

Baca Juga :   Waspada...!!!! Karena Harga Pupuk Mahal, Terindikasi Beredar Pupuk Oplosan Terduga Palsu Di Merangin.

*4. Wayang Motekar*
Ditemukan dan dikembangkan oleh Herry Dim setelah melewati eksperimen lebih dari delapan tahun (1993 – 2001). Wayang Motekar merupakan sejenis pertunjukan teater bayang-bayang dam hampir sama dengan Wayang Kulit. Bedanya, wayang kulit atau seperti semua bentuk shadow puppet itu berupa pertunjukan bayang-bayang satu warna hitam. Sedangkan Wayang Motekar telah menemukan teknik baru sehingga bayang-bayang wayang itu bisa tampil dengan warna penuh. Hal ini disebabkan, Wayang Motekar menggunakan bahan plastik, pewarna transparan dan sistem cahaya dan layar khusus. Kali pertama dipentaskan di Bandung pada 30 Juni 2001. Saat itu diberi nama oleh Arthur S Nalan dengan sebutan “gambar motekar,” dan pada perkembangan berikutnya Prof. Dr. Yus Rusyana menambahkan sebutan “teater kalangkang” sehingga menjadi “Teater Kalangkang Gambar Motekar.”

*5. Wayang Beber*
Jenis wayang ini merupakan yang tertua di Indonesia. wayang beber mulai ada dan dikembangkan sejak zaman Kerajaan Jenggala tahun 1223 M. Lalu berlanjut hingga masa kerajaan-kerajaan Islam. Cerita yang ditampilkan diambil dari Mahabharata maupun Ramayana. Setelah Islam menjadi agama utama di Jawa, cerita-cerita Panji lebih banyak yang ditampilkan. Namun, masyarakat lebih mengenal wayang kulit, padahal wayang kulit merupakan bentuk modifikasi dari wayang beber. Sesuai dengan namanya, wayang beber, yaitu pertunjukan wayang yang dilakukan dengan cara membeberkan atau membentangkan lembaran kertas atau kain bergambar dengan stilisasi wayang disertai narasi oleh seorang dalang.

*6. Wayang Bambu*
Merupakan, salah satu jenis kesenian yang berasal dari Jawa Barat dan sudah jarang ditemui. Kesenian ini diciptakan dan dikembangkan oleh Ki Drajat yang sekaligus dalang dan penemunya. Wayang bambu terbuat dari bambu, lebih tepatnya dari ati bambu atau batang bambu bagian dalam. Bentuk wayang bambu mirip dengan wayang golek. Begitu pun dengan kostum yang dikenakannya. Bedanya, wajah wayang bambu polos tanpa lukisan. Sedangkan wayang golek biasanya dilukis dengan lengkap. Ada mata, hidung, bibir, sehingga menyerupai wajah manusia.

Baca Juga :   Jalan Nyaris Putus Warga Desa Sungai Merah Mengeluh, Meminta Agar Segera Buatkan Box Culvert

*7. Wayang Potehi*
Merupakan seni pertunjukkan boneka tradisional yang berasal dari fujian, China Selatan. “Potehi” berasal dari akar kata “pou” yang berarti kain, “te” berarti kantong dan “hi” yang berarti wayang. Secara harfiah bermakna wayang yang berbentuk kantong dari kain meski beberapa bagiannya terbuat dari kayu. Wayang potehi dibuat oleh lima terpidana mati yang sedang menunggu hari eksekusi. Mereka membuat boneka dari potongan kain dan memainkannya dengan musik pengiring dari barang-barang seadanya. Pertunjukan itu ternyata bukan hanya menghibur mereka, tapi tahanan lain dan para sipir penjara. Wayang potehi dibawa imigran asal China ke Nusantara pada abad ke-16 dan menyebar ke beberapa kota di Pulau Jawa. Wayang potehi bukan hanya sarana hiburan tapi juga memiliki fungsi ritual. Pertunjukan wayang potehi menjadi sarana untuk menyampaikan terima kasih, pujian dan doa kepada para dewa dan leluhur.

*8. Wayang Klithik*
Merupakan wayang yang terbuat dari kayu. Berbeda dengan wayang golek yang seperti boneka. Wayang klithik berbentuk pipih seperti wayang kulit. Wayang ini pertama kali diciptakan oleh Pangeran Pekik, adipati Surabaya dari bahan kulit dan berukuran kecil sehingga semakin sering dinamakan dengan wayang krucil. Di Jawa Tengah wayang klithik benar bangun-bangun yang mirip dengan wayang gedog. Tokoh-tokohnya memakai dodot rapekan, berkeris dan menggunakan tutup kepala tekes atau kapas. Di Jawa Timur tokoh-tokohnya banyak yang mirip wayang purwa, raja-rajanya bermahkota dan memakai praba.

*9. Wayang Wong*
Atau wayang orang merupakan salah satu seni pertunjukan tradisional Jawa, khususnya Jawa Tengah. Cerita yang dimainkan didasarkan pada kisah Mahabharata dan Ramayana yang mengandung pesan-pesan moral. Selain bentuk pertunjukan teater tradisional, wayang orang juga diisi dengan sendratari. Di Yogyakarta wayang orang dikembangkan Sultan Hamengkubuwono I pada 1750-an. Menurut Soedarsono dalam Wayang Wong: The State Ritual Dance Drama in the Court of Yogyakarta, selain sebagai seni adiluhung, wayang orang menjadi alat politik untuk meraih legitimasi sebagai penguasa yang sah dari Mataram dan penerus tradisi kebudayaan Majapahit.

Baca Juga :   Kodim 1615/Lotim Latih Paskibraka Lotim

*10. Wayang Suluh*
Merupakan wayang yang terbuat dari kulit dan mempunyai bentuk manusia biasa dengan tokoh wayang keseharian, misalnya P Lurah, P Haji, Ibu Guru, Bapak Guru, petani, saudagar, anak sekolah, mahasiswa dan lainya. Ceritanya pun tentang permasalahan sehari-hari dalam keluarga, masyarakat dan kehidupan warga pedesaan, sangat sederhana sesuai dengan kondisi warga waktu itu. Itu dia jenis wayang di Indonesia yang sangat beragam ada yang serupa tapi tak sama. Masing-masing memiliki fungsi dan ciri khas.(Khrisna)