Sumbar Dalam Kungkungan Duka Sejarah.

Oleh: Tan Firdaus

 

Jangankan Jokowi. mega dan puan, Buya syafeii maarif pun pernah dibully secara habis-habisan di minang..
Jika orang sumbar disebut pendendam, mgkin tidak juga,
Jika orang sumbar dianggap pemaaf, mgkin ga juga..
Setuju atau tidak, historia sejarah membuktikan, bahwa Peristiwa PRRI masih menyisahkan banyak hal yang membatin, kemudian aura tersebut selalu mencul dan membentuk sebuah pola..
Manifestasinya tak lepas dari perihal afiliasi politik..

Mari kita uji..
Sebelum PRRI, hubungan soekarno dengan sumbar sangat dekat, dan bahkan teramat dekat, sebab orang-orang disekeliling soekarno ada Hatta, Sultan syahrir dll.
Mereka adalah tokoh nasional sekaligus penggerak kemerdekaan..

Hubungan tersebut seolah memudar pasca PRRI, soekarno dianggap “jahat” dan merugikan Sumbar, kemudian berkembanglah cikal bakal politik identitas,
Semua orang/bagian yang dianggap berafiliasi dengan soekarno tidak lagi mendapatkan simpatik oleh orang minang secara politik..

Jadi jangan heran PDI P yang merupakan Bagian dari soekarno selalu ‘taduduak’ disetiap pemilu di sumbar, begitu juga dengan parpol-parpol yang berkoalisi dengan PDI P, akan terkena imbasnya.. Sebaik apapun tokoh atau kader politik yang dilahirkan dari rahim PDIP ataupun yang berafiliasi dengan PDI P akan hilang popularitasnya, Mereka akan di cap negatif, diserang isu “kampanye hitam”, Cina, komunis, tidak pro islam, sekuler, dll adalah bagian dari bumbu kampanye hitam tersebut,,

Kita entah tidak sadar-sadar?, Gagal move on? atau memang selalu dibelenggu oleh sesuatu yg sifatnya historia, yang kemudian isu tersebut dipelihara oleh elit2 politik yang “kurang piknik” sebagai pendompleng suara,

Persis dengan Apa yang dialami Jokowi sekarang, Jokowi adalah produk politik PDI P, sama halnya dengan Mega ataupun Puan.

Jika kebencian pada soekarno yg telah memerintahkan untuk memborbardil padang saat PRRI berlangsung adalah sebuah faktor Sekunder, ada faktor lain yang juga tak kalah pentingnya, Hoax dan Suburnya PKS disumbar yang nyata-nyata adalah oposisi..

Baca Juga :   Ketua Panwascam Cariu Lantik 10 PKD se-Kecamatan untuk Pemilu 2024

Terakhir,
ada satu hal yang perlu kita cermati, adalah Peran dari Tigo Tungku sajarangan di minangkabau, selagi Tigo tungku sajarangan masih selalu menyulut api kebencian, provokasi dan terpapar hoax jangan heran kalau kita tidak akan pernah bisa berbenah..

 

Mau Pesan Bus ? Klik Disini