Miris…!!! Kapus Tambang Emas , Diskriminasi Terhadap Pasien.

Newslan-id Merangin. Pelayanan kesehatan masyarakat (Puskesmas) yang notabene pelayanan kesehatan pemerintah tingkat bawah, dan dekat dengan masyarakat yang berada di setiap kecamatan tersebar di seluruh Indonesia. Senin(27/03/2023)

Dimana keberadaan puskesmas ada dibawah naungan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kodya dan puncaknya kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Tanpa kecuali puskesmas Tambang Emas kecamatan Pamenang Selatan kabupaten Merangin provinsi Jambi, merupakan salah satu puskesmas yang ada di Merangin, daerah padat penduduknya.

Namun sangat miris dan disayangkan apa yang telah di sampaikan oleh Kapus Tambang Emas, Dalam wawancaranya dengan ketua DPD LPKNI Merangin Julifan Perdana ST, saat mengklarifikasi terkait pasien BPJS disuruh beli obat sendiri.

Dalam wawancaranya terdengar jelas sang Kapus mengatakan adanya diskriminasi terhadap pasien, pembenaran bahwa kondisi kapus tidak lengkap ketersediaan obat-obatan dan penunjang lainnya.

” .. kalau pasien ini saya obat terus, pasien lainnya tidak kebagian karena stok habis, padahal pasien bukan pasien Tambang Emas” ucapnya.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 28 Tahun 2014, pasien BPJS berhak mendapatkan obat yang tercantum dalam formularium nasional (fornas) dengan model pembiayaan paket inasibijis (diagnosa penyakit pasien menurut dokter). Jika ada obat di luar fornas, tetap dapat diberikan dan menjadi tanggung jawab rumah sakit.

Namun di sisi lain setelah di konfirmasi Kapus mengatakan “Pasien atau keluarga pasien bisa menolak untuk membeli obat di luar, Komunikasikan dengan dokter yang merawat. Dokter tentu punya pertimbangan lain nantinya”

Dipertanyakan oleh Kurniadi Hidayat Ketua Umum LPKNI, Kata-kata tersebut maksudnya apa?.
Ini dugaan seperti adanya permainan jual beli obat atau kerja sama dengan apotek luar puskesmas tersebut.

Terlebih miris lagi saat si pasien yang berinisial Y saat masuk ruang rawat inap dengan kondisi sesak pada pernafasannya namun stok oksigen nya habis, sebagai alat bantu pernafasan di puskesmas tersebut. Dan si pasien pun harus membeli sendiri obat Pharasetamol di puskesmas karena stok nya juga habis.

Baca Juga :   AG Seorang Agen Bus Dari Bangko, Bersama Diduga Oknum Polisi Melakukan Penganiayaan Terhadap Kernet Bus.

“Kami sampai membawa oksigen sendiri dari rumah karena stok di puskesmas ini habis dan kami juga beli obat Pharasetamol di apotek luar karena menurut perawat di puskesmas stok nya sedang habis” kata Keluarga pasien.,(red)

Mau Pesan Bus ? Klik Disini