Newslan-Id// Sarolangun Jambi. Pasca studi banding para kepala desa di kabupaten Sarolangun ke pulau Dewata Bali menuai drama protes bagi kepala desa yang Ada di bumi sepucuk adat serumpun. Pasalnya saat studi banding ke Bali mereka harus menyetor uang tambahan dua juta.
Padahal Apdesi di kabupaten Sarolangun, sementara telah ditetapkan dalam anggaran bahwa untuk dana Studi banding yang telah dianggarkan hanya 10 juta rupiah saja satu desa, sehingga saat ini banyak di antara para kepala desa yang tak puas dengan biaya tambahan yang dibebankan untuk Kegiatan studi banding ke Bali tersebut.
Menurut Penjelasan Ketua Kecamatan Mandi Angin Timur Slamet Raharjo Menyampaikan “Rasa kecewa pada Apdesi kabupaten Sarolangun, Keberangkatan untuk studi banding ke Bali itu kita bayar 12 juta rupiah bukan 10 jt Namun kita sendiri tidak tahu untuk apa uang 2 juta tersebut karena kita tidak tahu di gunakan untuk apa, sementara yang telah di tetapkan sebelum nya 10 juta rupiah. Kita di Minta 2 juta lagi oleh pengurus Apdesi untuk Menambahkan uang 10 juta yang di anggarkan kan dari desa untuk kegiatan studi banding tahun 2024 ke Bali itu.
Namun faktanya kita harus menambah lagi Ke apdesi 2 juta rupiah, sementara kita tidak Tahu untuk apa uang tersebut di gunakan oleh Apdesi yang bertanggung jawab atas semua Proses kegiatan perjalanan studi banding ke Pulau Dewata Bali tersebut sebagai sejumlah para Kepala desa di wilayah kecamatan Mandiangin Timur Pada media beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut di sampaikan kades lagi untuk di Ketahui jika satu desa bayar Rp 2 juta rupiah di kabupaten Sarolangun ada 149 desa tentu ratusan juta rupiah uang yang di terima oleh Apdesi, dari itu jika jelas dan terbuka kita bisa maklum, tetapi kita di haruskan menambah 2 juta rupiah lagi tetapi mereka (apdesi) tidak Transparan untuk apa uang tersebut,ke mana realisasinya sehingga kita bisa tahu untuk apa Uang tambahan yang kita setor ke mereka itu tidak ada di jelaskan oleh petinggi apdesi kabupaten Sarolangun, sehingga kita timbul rasa curiga dan merasa tidak puas dengan hal ini.”tutur Slamet.
Kembali di datangkan selain uang dua juta itu Kita juga merasa tidak puas dengan apa yang di lakukan oleh pengurus apdesi, ketika Bintek yang di gelar saat di Jambi itu, karena apdesi Cuma menghadirkan para pejabat APIP yang ada di kabupaten Sarolangun, kalau hanya Kapolres dan Kejari Sarolangun dan inspektorat kenapa harus di gelar di Jambi, cukup di Sarolangun Saja, kecuali orang yang akan mengisi acara Tersebut di ambil dari luar provinsi Jambi gak ada masalah ulas mereka ke media ini.
Terkait hal tambahan 2 juta rupiah pada pihak apdesi kades butang baru Slamet Rahardjo di Konfirmasi tidak membatah benar itu semua kades di Mandiangin Timur kena semua terangnya pada Media ini dia juga menjelaskan jika dia tidak Tahu untuk apa uang tersebut di gunakan oleh Pihak apdesi, intinya semua kades bayar ujar Slamet Rahardjo pia warshap.Ketua apdesi kabupaten Sarolangun Ibrahim ketika di konfirmasi terkait dengan hal tersebut di Beliau mengatakan”Hubungi Via WhatsApp namun jawaban yang di berikan sungguh mengagetkan, maaf soal Itu dak kewenangan kami untuk menjawab pertanyaan kan ke WARSUN dan EDI mereka itu yang di tunjuk sebagai biro perjalanan ujar Ibrahim ketua Apdesi kabupaten Sarolangun singkatnya.
Edi Kusnaedi ketika di tanya soal tersebut mengaku tak Tau soal tersebut, kalau soal dana saya tidak bisa menerangkan,kita hanya sebatas utusan Biro perjalanan, kalau soal anggaran itu coba tanya ke petinggi apdesi sebutnya pada saat di konfirmasi terkait soal tersebut.”jelas Edi.
Terpisah Warsun saat di Konfirmasi melalui Via whatsapp Mengaku tidak tau Soal Anggaran tersebut, Kalau soal Anggaran itu Teknisnya ke Apdesi, Saya hanya mengurus Biro perjalanan Bae bg..Jelas Warsun.
Carut marut angaran untuk studi banding ke Bali para kades yang di Motori oleh Apdesi kabupaten Sarolangun ini , hendaknya pihak terkait Khususnya APIP dan BPKP Jambi untuk turun melakukan audit anggaran yang membengkak Untuk studi banding para kades ini, karena tidak Menutup kemungkinan ada aroma indikasi yang di duga kuat korupsi di tubuh Apdesi dalam mengelola anggaran untuk dana studi banding Ke Bali beberapa waktu lalu di tahun 2024 ini.(Red)
