Mirisss!!! Makam Syekh Mansyur Cileungsi Terabaikan, Pemkab Bogor Mesti Turun Tangan

NEWSLAN.ID,CILEUNGSI-” Syekh Mansyur, penyebar agama Islam di Wilayah Bogor, menjadikan masyarakat Bogor mayoritas memeluk agama Islam. Selain Perjalanan syiar dengan berdakwa, beliau juga berjuang untuk kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI).

Lahir sekitar tahun 1800 masehi, dimakamkan di Desa Cileungsi Kota, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kehadirannya sebagai pejuang, Masjid Almansyur Almuqorobin menjadi bukti peninggalan. Masjid itu sampai sekarang masih berdiri kokoh di Jalan Alternatif Cilengsi – Cibubur.

Namun, kondisi makam tidak terawat dengan baik karena kurangnya perhatian dari pemerintah setempat, terutama Pemerintah Kabupaten Bogor. Padahal pemakaman tersebut kalau dirawat dengan baik oleh Dinas Pariwisata, dapat mengangkat penghasilan dan menambah pemasukan dari sisi UMKM.

Menurut Hajjah Titi, Syekh Mansyur dengan nama lengkap Raden Haji Mansyur adalah keturunan dari Syekh Muhammad Yusuf bin Syekh Mohammad Alim (Nunggul Lebak Banten) putra dari Syekh Abdul Karim penyebar Islam (Tasawuf) di Tanah Banten. Garis keturunan beliau menyebar ke seluruh nusantara, diantaranya Jawa Timur.

“Disana ada Sunan Ronggo Lawe, mbah dari Sunan Kali Jogo, ada Pangeran Geusan Ulun Raja Sumedang, di Cianjur ada Raden Natadimanggala kerabat Mbah Raden Arya Wira Tanudatar bin Mbah Raden Arya Wangsa Goparana Sagala Herang,” kata Hj. Titi, keturunan dari Syek Mansyur di kediamannya, Kampung Cileungsi Kaum, Desa Cileungsi Kota.

Sementara di Tasikmalaya, lanjut Titi, ada Syekh Abdul Muhyi, Garut Mbah Raden Sawidak Reana, sampai puncaknya di Pakuan Kebun Raya Bogor, Mbah Ratu Galuh Mangku Alam istri dari Mbah Raden Prabu Siliwangi sampai menyebar ke seluruh Nusantara.

“Silsilah ibunda Syekh Mansyur, Raden Nyai Murtasiah binti Raden Kartawidjaya/juragan Narun (Kampung Dayeuh, Bogor), masih keturunan Tumenggung Dongkol Ing Banyumas, Jawa Tengah,” lanjutnya.

Baca Juga :   Walikota Bengkulu Helmi Hasan Membuat Program Bagikan LPG Subsidi 3 Kg Gratis Kepada Masyarakat Kurang Mampu.

Sementara, garis keturunan Pangeran Wira Saba sampai ke Sayyidina Gedeng Mataram (Kerajaan Islam Mataram Kuno)-merupakan garis keturunan Sayyidina Husen putra dari Umi Fatimah Azzahra (Puteri Rasulullah SAW) dan Sayyidina Ali RA.

“Dalam keluarga kata Titi, Syekh Mansyur adalah anak ketiga dari lima bersaudara. Kakak pertamanya, Mbah Raden Marfu/Mbah Raden Uwa, makamnya di Mede Kampung Rawabanteng – Bekasi. Kakak keduanya, Raden Bakri (Camat Pertama Kecamatan Setu), Ketiga Raden Syekh Mansyur. Adik-adiknya yaitu, Raden Mustofa dan Raden Kohar.”Terangnya.

Dirinya berharap, dengan membuka babad riwayat leluhur, dapat bermanfaat untuk semuanya. Setidaknya generasi sekarang mengerti sejarah sesungguhnya, agar generasi yang akan datang lebih menghormati jasa – jasa para pahlawan.

“Para pahlawan memerdekakan bangsa ini bukan hanya berkorban harta, tenaga, dan pikiran, tapi nyawa pun dipertaruhkan. Sebagai wujud perjuangan, di NKRI, kita semua bersaudara, harus akur dan kompak,” tandas Titi.

‘Saya mengajak seluruh elemen membantu perawatan, terutama pemerintah kabupaten bogor dan stakeholder,” pungkasnya.

|Marco*

Mau Pesan Bus ? Klik Disini