SEMARANG – Newslan-id – Generasi muda di Semarang khawatirkan perkembangan kota. Hal itu mencuat pada diskusi publik bertajuk Anak Muda Bicara Kota, Towards Sustainable City of Semarang yang digelar di Restoran Sante Lot 28.
Salah seorang pembicara Jose Amedeus mengungkapkan keprihatinannya pada perkembangan budaya.
“Lama-lama budaya di Kota Semarang ini akan terdegradasi,” ujarnya setelah menyebut beberapa kebijakan pada bidang kebudayaan yang menurutnya kurang tepat.
Dia menegaskan, pembangunan kota tak seharusnya menghilangkan jatidiri Semarang.
Sementara aktivis lingkungan Adetya Pramandira mengungkapkan kerusakan lingkungan yang kian parah. Menurutnya, Kota Semarang dan juga Provinsi Jawa Tengah butuh aturan yang lebih tegas untuk melindungi kelestarian alam.
“Saya juga mengajak semua yang di sini serta seluruh generasi muda untuk lebih peduli pada kelestarian lingkungan. Mari beraksi. Kita tentu ingin mewariskan bumi yang hijau untuk generasi mendatang,” katanya.
Hadir pula sebagai pembicara pada acara yang digelar Komunitas Transformasi Kota (Kotta) selebgram Adheniar J Maeda, aktivis perempuan Yayuk Sri Rahayu, serta anggota DPRD Kota Semarang Yosi Yonardo GRP.
Ikut berbicara pada forum tersebut, pengamat sosial Achmad Yudi Suwarso.
Dia menegaskan, semestinya pemerintah memfasilitasi generasi muda dengan membuatkan wadah untuk menampung aspirasi mereka.
“Wadah itu juga menjadi ruang para pemuda untuk menunjukkan kreativitas masing-masing,” tambah Achmad Yudi Suwarso.
Sementara untuk para pemimpin, dia juga meminta agar tak bersikap antikritik pada apa yang diungkapkan oleh para generasi muda.
Direktur Kotta Vivin SW menegaskan, pihaknya hadir untuk menyuarakan apa yang menjadi keinginan generasi muda, terutama di Kota Semarang. Dia menegaskan siap berkolaborasi dengan komunitas lain untuk membawa Semarang menjadi kota yang lebih baik.