Berita  

dr.Latifah Hani Kapuskesmas Tanjungsari Targetkan Lebih 250 Orang Warga Ikuti Skrining Penyakit TBC

Newslan.id, Bogor-Penyakit tuberkulosis (TBC) di Indonesia menempati peringkat ketiga setelah India dan Cina dengan jumlah kasus 824 ribu dan kematian 93 ribu per tahun atau setara dengan 11 kematian per jam. Untuk menemukan dan mengobati kasus tersebut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI berencana melakukan skrining besar-besaran yang akan dilaksanakan tahun ini disetiap provinsi – Kabupaten dan kcamatan seluruh Indomesia.

“Untuk itu upaya penemuan kasus sedini mungkin, pengobatan secara tuntas sampai sembuh merupakan salah satu upaya yang terpenting dalam memutuskan penularan TBC di masyarakat,” katanya pada konferensi pers secara virtual di Jakarta, Selasa (22/3).

dr. Hani kepala puskesmas Tanjuungsari , pihaknya akan menskrining TBC terhadap 250 Orang warga hari ini ya, kasus yang belum ditemukan. Skrining dilakukan dengan peralatan X-Ray Artificial Intelligence untuk memberikan hasil diagnosis TBC yang lebih cepat dan lebih efisien.kata Hani kepada wartawan diruang kerjanya.

Le ih lanjut Hani-Kami hari ini mulai skrining untuk warga kecamatan Tanjungsari besar-besaran yang transformasional dengan memanfaatkan peralatan X-Ray Artificial Intelligence untuk memberikan hasil diagnosis TBC yang lebih cepat dan lebih efisien, termasuk bi-directional testing bagi penderita diabetes agar mereka mendapatkan pengobatan TBC sedini mungkin di puskesmas Tanjungsari, Alhamdulillah warga cukup antusias bahkan, melebihi target.” ucapnya.

“Pelaksanaannya diutamakan hari ini karena proses masih tetap berjalan. Dengan ditemukannya kasus penyakit TBC di Tanjungsari, kasus ini nantinya akan mempercepat eliminasi TBC di tahun 2030,” kata Hani.

Sebanyak 91% kasus TBC di Indonesia adalah TBC paru yang berpotensi menularkan kepada orang yang sehat di sekitarnya. Saat ini, penemuan kasus dan pengobatan TBC yang tinggi telah dilakukan di beberapa daerah di antaranya Banten, Gorontalo, DKI Jakarta, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Barat.
Sementara daerah dengan kasus TBC paling banyak terkonsentrasi di Pulau Jawa seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.”Imbuh Hani yang didampingi dr.H.Sopian.

Baca Juga :   RSUDKolonel Abunjani Bangko Berusaha Maksimalkan Pelayanan.

“Sebenarnya TBC itu, kata dia ( dr.Hani.red- ) biasanya ada di daerah yang padat, daerah kumuh, dan daerah yang PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) nya kurang, di situ potensi penularan TBC nya tinggi,” ucapnya kepada awak media.16/1.

Perlu diketahui, gejala-gejala awal muncul TBC pada seseorang dapat berupa batuk karena menyerang saluran pernapasan dan juga organ pernapasan, batuk berdahak terus-menerus selama 2 sampai 3 minggu atau lebih, kemudian sesak napas, nyeri pada dada, badan lemas dan rasa kurang enak badan, nafsu makan menurun, berat badan menurun, dan biasanya yang muncul adalah berkeringat pada waktu malam hari meskipun tidak melakukan kegiatan apapun.”Pungkas Hani.

hadir dalam kegiatan tersebut.
Camat.Tanjungsari.Totok Supriyadi S,Ap.M.M
Sekretaris camat.H.Suryana S.K.M.M.M
Kasi Pendikes.Dading Ependi S,Ap.
Kasi Trantib.Rosid S,Ap.

( Marco )

Mau Pesan Bus ? Klik Disini