Habib Luthfi Ajak Masyarakat Jaga Persatuan NKRI Dalam Kirab Merah Putih di Semarang

 

Newslan.id (Semarang) – Kirab Merah Putih sebagai bentuk persatuan dan kesatuan Indonesia dilakukan oleh sebanyak 6000 orang.

Mereka ambil bagian dalam Haul Hasan Singo Barong Semarang alias Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Sumodiningrat atau Habib Hasan bin Thoha bin Yahya yang dimakamkan di Jalan Duku kota Semarang.

Rangkaian acara haul dimulai dengan kirab Merah Putih dari halaman Balaikota menuju lapangan Pancasila, Simpang Lima Semarang pada Minggu pagi (27/11) dan pengajian umum pada Rabu (2/12) mendatang di kompleks Makam Habib Hasan Singo Barong.

Barisan kirab dimulai dengan menampilkan marching band dari taruna Akademi Kepolisian (Akpol) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI), dilanjutkan dengan iring-iringan mobil Pemerintah Kota Semarang, disusul setelahnya dengan bendera Merah Putih sepanjang 1000 meter yang dibawa oleh para pelajar dan santri.

Menyusul setelahnya pasukan pembawa bendera Merah Putih dari Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser), Pencak Silat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama, Pencak Silat Tapak Suci Muhammadiyah, dan Pemuda Pancasila Kota Semarang.

Orasi Kebangsaan dan pembaretan 1000 Banser secara simbolis oleh Habib Muhammad Luthfi bin Yahya disambung dengan doa lintas agama dari 6 agama menutup Kirab Merah Putih di lapangan Pancasila.

Sebelum pembaretan Banser, Ketua Forum Koordinasi Semarang Bersatu (FKSB) Kota Semarang memimpin pembacaan pernyataan sikap kebangsaan.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang, H. Iswar Aminudin dalam laporannya mengatakan, 6000 orang dengan estimasi dari unsur pemerintah kota Semarang dan jajaran Camat, militer, organisasi kemasyarakatan dan pelajar serta santri.
Haul, kata Iswar juga dimeriahkan dengan tradisi penerimaan taruna Akpol sebagai warga kota Semarang dan pembaretan Banser Kota Semarang.

“Kirab ini menunjukkan pentingnya arti keberagaman dan pluralisme di kota Semarang. Haul ini pada hakikatnya juga bentuk kebanggaan akan kepahlawanan Habib Hasan bin Thoha bin Yahya,” ujarnya.

Baca Juga :   Rumah Pengasingan Bung Karno, Awal Lahirnya Pancasila

Senada, Plt Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, Kirab Merah Putih sebagai simbol persatuan bangsa. “Ini merupakan rangkaian Haul Habib Hasan bin Thoha bin Yahya yang digelar dengan kirab merah putih dari Balaikota Semarang ke Simpanglima. Tak hanya itu, ada juga penerimaan taruna Akpol baru. Yang pasti perhelatan kali ini lebih meriah karena sebelumnya terkendala pandemi Covid-19, ” ujar perempuan yang akrab disapa Mbak Ita ini.

Ita menyebut jika dalam kegiatan tersebut ada orasi kebangsaan dan doa dari tokoh tokoh agama. “Tadi orasi Habib Luthfi mengajak kita semua untuk terus menjaga NKRI, jangan termakan oleh hoax, jangan termakan oleh isu-isu Radikal. Intinya semua elemen masyarakat punya tanggungjawab untuk ikut menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), ” imbuh Ita.

Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dalam orasinya mengatakan makna dibalik acara kirab Merah Putih, yakni tentang kekuatan persatuan bangsa Indonesia.

“Kita duduk bersama, berdiri bersama menunjukkan suatu kekuatan tanpa suara tanpa bicara, inilah Indonesia, jangan coba-coba mengusiknya,” tegas Habib Luthfi.

Sejalan dengan itu, Habib Luthfi juga mengaku kagum dengan strategi Patih Gajahmada dalam membaca sejarah ketika Kerajaan Singosari memukul Kubilay Khan yang menjadi inspirasi muncul Sumpah Palapa. Semangat nasionalisme dan persatuan kala itu begitu digencarkan. Semangat yang sama juga dikobarkan menuju kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan.

“Mengapa sekarang ini melentur kecintaan kita kepada bangsa dan negara?,” kata Habib Luthfi membakar semangat.
Habib Luthfi melanjutkan orasi dengan menyoroti parahnya hoaks yang bertebaran sehingga mengalihkan perhatian dan kepercayaan masyarakat.

“Bisa saja karena hoak jadi kurang percaya dengan TNInya, kurang percaya dengan polisinya, kurang percaya dengan kiainya,” ujar Habib Luthfi.

Baca Juga :   Kasatpol PP: Desember Relokasi Pasar Johar Bakal Tetap Dibongkar dan Sudah Bersih

Sejalan dengan hal itu, Habib Luthfi pun mengingatkan bahwa pertahanan nasional bukan sebatas kekuatan militer. Lebih dari itu juga pertahanan dalam kekuatan pangan dan ekonomi, “Ketahanan nasional dengan petaninya, nelayannya, dengan ekonominya,”.

Habib Luthfi pun mengungkapkan alasan tidak ada kata bosan untuk mengadakan kirab Merah Putih yakni bukan hanya bendera yang dikirabkan, melainkan menyiapkan dada kita, menyiapkan diri kita menjadi yang terdepan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari berbagai bahaya dan ancaman. “Kemerdekaan Indonesia berdarah, bukan hadiah,” tegasnya.

 

Mau Pesan Bus ? Klik Disini