Newslan-id – Sumbar – Limapuluh Kota .Untuk persiapan kurikulum merdeka, Indrawati, S.Pd,M.Mpd. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Limapuluh Kota mengadakan pertemuan ilmiah (Lokakarya) / (workshop) dengan 35 orang kepala sekolah dasar (SD) se-kecamatan Lareh Sago Halaban.
Lokakarya atau biasa di sebut workshop itu di helat di sekolah dasar negeri (SDN) 03 Labuh Gunung kecamatan Lareh Sago Halaban kabupaten Limapuluh Kota (27/6).
Pada acara lokakarya yang di buka langsung oleh kadisdikbud kab Limapuluh Kota. Indrawati, S.Pd, M.Mpd menjelaskan : Satuan pendidikan dapat memilih tiga opsi dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka pada Tahun Ajaran 2022/2023. Pertama, menerapkan beberapa bagian dari prinsip tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan yang sedang diterapkan.
Kedua, menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan dan ketiga, menerapkan dengan mengembangkan sendiri melalui berbagai perangkat ajar.
“Kurikulum Merdeka adalah metode intrakurikuler, di mana konten akan lebih dioptimalkan agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran”. Ucap Kadisdikbud Kab Limapuluh Kota
Ditambahkan Indrawati, S.Pd,M.Mpd (Kadisdikbud) Kab Limapuluh Kota kepada penulis, kurikulum Merdeka yang sebelumnya bernama Kurikulum Prototipe telah dicanangkan oleh Kemendikbudristek sejak 2021, Mulai tahun 2022 Kurikulum Merdeka dapat diterapkan dari TK-B, SD dan SDLB kelas I dan IV, SMP dan SMPLB kelas VII, SMA dan SMALB dan SMK kelas X.
Dikutip dari website kementerian Kemendikbudristek, kebutuhan Indonesia dalam merubah paradigma pembelajaran sangat mendesak. Berbagai studi nasional maupun internasional menunjukkan bahwa Indonesia telah mengalami krisis pembelajaran (learning crisis) yang cukup lama.
Dalam beberapa studi (kampus.republika) menemukan banyak dari anak Indonesia yang gagal dalam memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar. Temuan itu juga melihat adanya kesenjangan pendidikan antarwilayah dan kelompok sosial. Yang kemudian semakin diperparah akibat pandemi Covid-19.
Untuk itu, perlunya perubahan yang sistemik demi menyelesaikan permasalahan tersebut, salah satunya melalui kurikulum. Karena kurikulum adalah faktor penting menentukan materi yang diajarkan di kelas.
Kurikulum juga mempengaruhi kecepatan dan metode mengajar yang digunakan guru. Untuk itulah Kemendikbudristek mengembangkan Kurikulum Merdeka sebagai bagian penting dalam upaya memulihkan pembelajaran dari krisis yang sudah lama terjadi.
(Da kal)