Jateng- Semarang – Newslam.id – Kurikulum 2022 bakal menghapus jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Bahasa di sekolah menengah atas (SMA).
Nantinya, peserta didik diberi kebebasan untuk memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasi pelajar.
Namun demikian, ada mata pelajaran yang wajib ditempuh siswa. Antara lain pendidikan agama, kewarganegaraan, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, matematika, penjaskes.
Pengurus Provinsi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jawa Tengah mengkritisi kebijakan tersebut. Untuk membuat kurikulum baru, harus terlebih dahulu mengkaji secara mendalam.
Menurut Ketua PGRI Jateng, Muhdi , meskipun kurikulum tersebut baik, seharusnya juga ada sosialisasi untuk menggapainya.
Pihaknya juga belum dilibatkkan untuk pembahasan detail terkait perubahan kurikulum ini.
Muhdi juga enggan berkomentar banyak terkait kebijakan ini lantaran pihaknya juga masih melakukan pendalaman terkait hal tersebut.
Kurikulum baru akan diterpakan pada tahun ajaran baru atau pada Juli 2022. Artinya, masih ada lebih dari 6 bulan untuk lebih mendalami kebijakan tersebut.
Muhdi mengatakan, sebaiknya pemerintah memikirkan peta jalan pendidikan terlebih dahulu. Dengan begitu, arah pendidikan Indonesia bisa diketahui akan dibawa ke mana.
“Peta jalan pendidikan juga kan belum disahkan. Sehingga belum jelas payungnya. Usulan peta jalan pernah dilempar, lalu hilang lagi. Peta jalan menjadi penting agar arah pendidikan di Indonesia jelas akan ke mana,” ujarnya.
Seperti diketahui, kebijakan pendidikan, termasuk kurikulum, kerap berubah. Apalagi ketika pejabat kementerian berganti, kebijakan juga berubah.
Dari pengalaman ini, peta jalan pendidikan menjadi penting. Meskipun kebijakan berubah, namun cetak biru pendidikan sudah ada.
Dengan begitu, diharapkan pendidikan Indonesia lebih maju dan berkembang.(Khrisna)