Diduga Rekayasa PHO, Jembatan Harau Dinas PUPR Limapuluh Kota Susah di Lewati

Newslan.id Kab. Limapuluh Kota, Sumbar— Jembatan Harau senilai 1,1 Miliar tidak bisa dimanfaatkan warga sebagaimana mestinya fungsi sebuah jembatan untuk melintas.

Sebagian warga terpaksa harus memanfaatkan jembatan alternatif disamping jembatan yang sudah selesai di bangun atau di PHO pada akhir tahun 2024 yang lalu.

Pelaksana proyek (rekanan) adalah CV. Gaiden, tanggal SPK 11 September 2024.

Dilelang via E-katalog oleh Dinas PUPR Limapuluh Kota c/q Bidang Bina Marga (BM), dengan sumber dana dari APBD TA 2024.

Pasca pembangunan jembatan secara permanen, konstruksi utama jembatan Harau terlihat baik, malah sudah di cat segala.

Namun kesempurnaan jembatan tercoreng karena jembatan tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal, terutama bagi bus pariwisata yang sering wara-wiri ke daerah wisata nagari Harau, bus harus banting setir ke kanan Jalan melewati jembatan Alternatif yang sudah tampak sedikit miring.

Jika bus memaksa melewati jembatan Harau, maka dipastikan bus akan “menggasing” dan “terpuruk.”

Pasalnya ada kemiringan/tanjakan sekira 20° hingga 30° yang hanya di timbun memakai tanah timbunan diduga ilegal, itu biasa disebut Ofrid.

“Nah, si ofrid ini biasanya di betonisasi atau setidaknya dikeraskan pakai sirtu atau batu split, bukannya ditimbun pakai tanah, karena sifat tanah itu akan lonyah (lunak) saat terkena hujan,” ucap Warga saat di wawancarai wartawan.

Menurut mereka penyebab lainnya mungkin karena semua proyek sekarang di lelang pakai E-Baratalok (plesetan E-Katalog),

“Jadi semua rekanan akan bekerja “bara talok”?, yaa..talok atau sanggupnya hanya segitu (tidak membetonisasi Ofrid jembatan) apa boleh buat?” sindirnya.

Sementara itu, beberapa kalangan meniliai, bahwa pengerasan atau betonisasi Ofrid pasti tercantum didalam kontrak kerja alias tercantum didalam RAB.

“Pasti ada tercantum dalam RAB kontrak, karena Ofrid merupakan bagian tak terpisahkan dari konstruksi sebuah jembatan,” katanya.

Selanjutnya warga berharap kepada Pemerintah Daerah Limapuluh Kota c/q dinas PUPR Linapuluh Kota untuk segera menyempurnakan pembangunan jembatan, supaya azaz manfaat dapat dirasakan oleh masyarakat pengguna jalan tersebut.

“Jalan utama jadi darurat, jalan darurat jadi jalan utama kira-kira begitulah kondisi jembatan itu saat ini pak.” ujar tokoh setempat.

Kuat dugaan kata masyarakat kepada wartawan, menurutnya salah satu faktor wisata Lembah Harau sepi pengunjung, besar kemungkinan karena akses jalan terganggu.

Salah satu pengendara yang melintasi jembatan diduga hasil rekayasa PHO saat di tanyai wartawan mengatakan, jalan darurat lebih aman daripada jalan utama pak.

“Kalau melewati jalan utama harus serba hati-hati dan penuh ekstra pak, karena kondisi ofrid jalan ada campuran tanah timbunan yang sangat licin, di tambah pula kemaren ada mobil pengangkut padi nyaris terbalik karena terpeleset,” tuturnya.

Kontraktor pelaksana saat di hubungi wartawan soal ofrid jembatan yang jadi sorotan mengatakan “kami bekerja sesuai sampai dimana uangnya pak. memang di RAB ofrid jembatan menggunakan tanah timbun.”

Kepala Bidang Bina Marga (BM) saat di konfirmasi wartawan (16/1) mengatakan, karna ketersedian dana, anggaran pekerjaan jembatan harau hanya bisa sampai timbunan oprit, sirtu yang disitu merupakan partisipasi rekanan,” jawab Fadriansyah.

Sementara Kadis PUPR Limapuluh Kota Nofriyardi Syukri saat di konfirmasi media enggan menjawab.

“Kami meminta kepada Pemkab Limapuluh Kota c/q dinas PUPR Limapuluh Kota agar segera memperbaiki ofrid jembatan yang kondisinya sangat memprihatinkan, kalau bisa jembatan ini bermanfaat buat masyarakat banyak karena jalan utama,” pungkas warga setempat.

RH

Writer: Riki Hidayat Editor: Redaksi
Mau Pesan Bus ? Klik Disini