Fakta Solok Selatan, Kabupaten Kaya Emas, Surganya Tambang Ilegal

Newslan-id Jakarta.Bicara deretan daerah di Indonesia yang paling kaya akan kandungan emasnya, maka Kabupaten Solok Selatan di Sumatera Barat, pasti akan masuk nominasinya.

Kegiatan tambang emas sudah berlangsung lama. Berton-ton emas telah dieksploitasi. Kerusakan lingkungan yang ditimbulkan pun sangat parah dan seolah tak tersentuh hukum.

Selain tambang resmi, kabupaten ini juga terkenal akan maraknya tambang emas ilegal. Tak sulit menemukan berita-berita di media massa soal aktivitas tambang ilegal di daerah hasil pemekaran Kabupaten Solok ini.

Tidak jarang, aktivitas di tambang ilegal di Solok Selatan ini berujung bencana yang memakan korban jiwa tak sedikit.

Para penambang ini rawan terkubur longsoran saat mencari jalur emas di bawah tanah. Mengutip pemberitaan Harian Kompas 27 September 2024, kecelakaan tambang ilegal di Sumatera Barat ini paling sering terjadi di Kabupaten Solok Selatan.

Pada 10 Mei 2021, misalnya, lokasi tambang emas ilegal longsor di tengah hutan lindung di Jorong Timbahan, Nagari Abai, Kecamatan Sangir Batanghari, Solok Selatan.

Dalam kejadian itu, delapan orang meninggal dan sembilan lainnya luka-luka (Kompas.id, 11/5/2021).

Sebelumnya, masih di Jorong Timbahan, pada 11 Januari 2021, 4 petambang meninggal, 4 luka berat, dan 1 luka ringan akibat tertimbun longsor.

Delapan petambang itu berasal dari Kabupaten Pati, Jawa Tengah, dan satu dari Lampung. Mereka kemungkinan masuk dari Dharmasraya, kabupaten tetangga Solok Selatan (Kompas.id, 13/1/2021).

Masih di Solok Selatan, pada 18 April 2020, sembilan petambang emas tanpa izin tewas tertimbun longsor di Jorong Talakiak, Nagari Ranah Pantai Cermin, Kecamatan Sangir Batanghari (Kompas.id, 19/4/2020).

Selain sembilan orang tewas, enam petambang lainnya mengalami luka-luka. Kecelakaan tambang juga kerap lainnya juga kerap terjadi di kabupaten tetangganya, Solok.

Baca Juga :   Bantuan Rp 1 Miliar dari Pemprov Jateng , Desa Wisata Sumogawe Sekarang Punya Rest Area dan Mobil Shuttle

Melansir Kompas TV pada 28 September 2024, sebanyak 12 penambang emas tewas usai tertimbun longsor di tambang emas Ilegal di Nagari Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok.

Kasus dengan korban jiwa belasan orang ini adalah kecelakaan tambang paling anyar di Solok.

Dalam insiden tersebut, BPBD Sumbar awalnya merilis jumlah korban sebanyak 15 orang meninggal dunia, 3 luka-luka dan 25 orang dilaporkan hilang.

Tetapi, angka tersebut kemudian diralat menjadi 25 korban, dengan rincian 12 orang meninggal dunia, 11 luka-luka, dan 2 orang belum ditemukan.

Lebih Dijuluki bukit emas Sementara mengutip Tribunnews, Solok Selatan dijuluki ‘Bukit Emas’ karena kekayaan alamnya yang melimpah, terutama dalam bentuk emas yang hampir selalu ditemukan di setiap bukit di wilayah Solok Selatan.

Sejarah mencatat bahwa aktivitas penambangan emas pertama kali dimulai oleh pemerintahan Belanda di wilayah ini.

Harta karun yang tersebar luas di Solok Selatan menjadi sasaran ambisi bagi para pemburu harta, baik dari warga lokal maupun warga luar Sumatera Barat.

Lokasi tambang emas ternama di Solok Selatan berada di kawasan Jorong Jujutan Nagari Lubuk Gadang, Kecamatan Sangir, Solok Selatan.

Beragam teknik menambang dilakukan. Mulai dari teknik tradisional seperti manjae (mendulang) hingga penggunaan mesin modern seperti mendompeng (mesin PK), kapal, dan alat berat.

Tambang emas ilegal di Solok Selatan juga marak. Selain emas para penambang ilegal juga mengeruk material dari dasar Sungai Batang Hari.

Kapal-kapal kecil beratap terpal di pinggir Sungai Batang Hari juga sering terlihat guna mengangkut material yang diambil dari dasar sungai. (Kompas)

 

Mau Pesan Bus ? Klik Disini