Jambi – Sarolangun – Newslan-id – Sekarang di masa pandemi covid 19, semua terdampak tanpa kecuali, yang bergerak di bidang perdagangan, tranportasi, jasa, hiburan dan lainnya. Kamis (10/02/2022).
Namun ada bidang yang tidak begitu terpengaruh oleh kondisi pandemi covid 19, yaitu bidang pertanian dan perkebunan.
Salah satunya bidang perkebunan kelapa sawit, dikarenakan harga relatif stabil dan terus menerus meningkatkan.
Akan tetapi rasa bahagia terhadap nikmat harga kelapa sawit yang tinggi hanya sesaat dinikmati petani, dikarenakan harga sawit tinggi tapi diikuti dengan harga pupuk yang naiknya sampai 150% dari harga sebelumnya.
Seperti saat Atmo petani kelapa sawit dari Singkut kabupaten Sarolangun silahturahmi ke Kantor DPD LPKNI Merangin dan Redaksi Media Newslan-id .
Kesempatan ini Atmo mencurahkan keluhan dan melaporkan mewakili masyarakat terhadap semrawut kelangkaan dan harga pupuk di kabupaten Sarolangun.
” Bagaimana ini harga sawit bagus tapi, harga pupuk juga meroket” ucapnya.
“Selain itu apakah selamanya permasalahan harga dan kelangkaan pupuk terus begini kami petani jadi korban dan tumbal?” tambahnya.
Dalam kesempatan ini Haryono dari Lembaga Perlindungan Konsumen Nusantara Indonesia (LPKNI) Merangin angkat bicara.
” Kami akan tindaklanjuti terkait dengan kelangkaan dan harga pupuk yang tinggi, yang sangat meresahkan masyarakat”, tegasnya.
” Apakah ada indikasi penimbunan atau mafia pupuk bermain” tambahnya. (red)**