Geliat spiritual di “PASEBAN JATI” di Desa Jatinom Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar

Newslan.id (Blitar) – Paseban Jati di Desa Jatinom Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar merupakan
wadah tempat berkumpul orang yang mau belajar tentang kehidupan dan mau
memperbaiki diri ke arah yang lebih baik. (01/04/23)

Paseban Jati ini dibangun pada tahun 2015,
diatas tanah dengan luas 7.000 M2, dengan biaya sebesar tiga ratus juta rupiah.

Menurut Bambang Wismono yang bergelar Mahosadi Ronggo Sayekti Songgo
Buwono, saat di temui newslan.id mengatakan. “Awalnya Paseban Jati ini bermula dari Majeliz Zikir, karena situasi dan
kondisi yang membutuhkan perubahan, akhirnya Majelis Zikir ini ku rubah menjadi
Paseban Jati”, terangnya.

Kegiatan rutin Paseban Jati adalah Dzikir Taqorrub Al Lahut, setiap malam jumat dimulai jam 10 malam, sampai selesai kegiatan, kemudian
di lanjutkan dengan ngobrol sesama anggota, sharing mengenai apapun yang
di perlukan untuk menjadikan diri pribadi yang lebih baik.

“ Paseban Jati aku dirikan sebagai wadah untuk diskusi baik spiritual maupun budaya,
juga hal-hal baik dalam kehidupan, di Paseban Jati aku kumpulkan orang-orang yang
mau berbenah diri dari sisi gelap ke sisi terang dunia, dari keburukan menuju kebaikan
dengan menggunakan metode secara hati ke hati”, tuturnya.

Paseban yang sudah memiliki akta pendirian sejak tahun
2022, bukan hanya digunakan untuk Paguyuban Paseban Jati, namun untuk wadah
berkumpul bagi sesiapa saja yang mau mengadakan acara atau hajatan, selagi tidak
melanggar undang undang dan hukum Negara.

“Setiap acara yang dilakukan disini
bebas dan gratis, bahkan untuk anggota Paseban Jati sendiri sebagai anggota
perkumpulan tidak pernah ditarik biaya apapun, semua kegiatan Paseban Jati
biayanya aku yang tanggung secara pribadi” jelasnya.

Ia juga menambahkan selain kegiatan spiritual, Paseban Jati juga sering mengadakan kegiatan sosial,
baik di Desa Jatinom, maupun di desa desa sekitarnya. Kegiatan sosial yang pernah
dilakukan adalah seperti bantuan ke fakir miskin, bedah rumah, bagi bagi takjil di
Bulan Ramadhon.

Baca Juga :   *Bendungan Randugunting Perkuat Ketahanan Pangan Tiga Kabupaten*

“Banyak sih kegiatan sosial yang telah kami lakukan, namun
terkadang kami malah tidak membawa nama paguyuban, kita ikut serta kegiatan sosial dengan berdonasi tanpa pakai nama paguyuban, karena niat anggota Paguyuban
adalah menebar bakti dengan ikhlas, bukan untuk mencari popularitas. Yang
di harapkan hanya tumbuhnya kesadaran bagi anggota paguyuban untuk merubah
hidup ke arah yang lebih baik dan jalan menuju cahaya yang diridhoi Tuhan”, imbuhnya. (Trimo)

Mau Pesan Bus ? Klik Disini