Jateng – Semarang – Newslan.id – Pemerintah Kota Semarang memutuskan untuk memangkas jumlah trip perjalanan Bus Rapid Trans (BRT) Semarang guna menekan kerugian selama masa pandemik COVID-19. Jadwal perjalanan BRT dikurangi dengan melihat situasi arus penumpang di masing-masing koridor.
“Trip perjalanan BRT tahun (2022) ini kita kurangi tiga sampai empat trip untuk menyiasati kekosongan penumpang di beberapa wilayah kecamatan yang memilikiw koridor perjalanan BRT,” kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Semarang, Endro Pudyo Martanto.
Endro menjelaskan, perjalanan BRT yang dikurangi menghubungkan antara pusat Kota Semarang dengan Kecamatan Mijen, Kecamatan Gunungpati, dan Kecamatan Pedurungan. Di wilayah tersebut, diakuinya, jumlah penumpang BRT menurun tajam selama pandemik COVID-19.
Menurutnya, turunnya penumpang BRT juga disebabkan adanya aturan physical distancing atau peraturan jaga jarak sehingga membuat keterisian setiap armada BRT berkurang 50 persen.
“Karena masa pandemik dua tahun belakangan ini memang berdampak terhadap penurunan penumpang pada masing-masing koridor BRT. Imbasnya banyak koridor yang sepi penumpang. Maka jalan satu-satunya rute BRT yang sepi kita pangkas. Dari awalnya ada 12 trip perjalanan sehari, untuk beberapa koridor kita kurangi jadi 8 trip sehari,” terangnya.
Lebih lanjut, Endro menyatakan hanya BRT koridor 1 yang tidak dipangkas. Sebab, ia melihat BRT koridor 1 masih punya prospek yang cerah dengan jumlah penumpang yang banyak dan cenderung jadi favorit masyarakat Semarang.
“Koridor 1 yang secara animo penumpang masih gemuk kita pertahankan dan tidak dipangkas,” urainya.
Ia menyampaikan pengurangan perjalanan BRT jadi langkah yang realistis di tengah situasi perekonomian Kota Semarang yang belum sepenuhnya pulih.
Terlebih lagi, di tahun kemarin secara pendapatan, BRT juga gagal memenuhi target yang dipatok oleh Pemerintah Kota Semarang.
“Kita akui pendapatan yang diperoleh dari operasional BRT masihe jauh dari target. Kita hanya bisa mencapai pendapatan 87 persen. Tapi ini tidak serta merta mengurangi kualitas layanan BRT. Kita tetap berikan layanan yang prima bagi masyarakat agar nyaman naik BRT setiap hari,” ungkapnya.
Untuk memperbaiki kinerja BRT, Dishub Semarang mengusahakan meningkatkan kualitas kerjasama dengan pihak ketiga. Para vendor periklanan digandeng untuk meningkatkan promosi BRT Semarang bagi masyarakat luas.
Di samping itu, ia mengklaim tidak akan mengurangi jumlah pegawai BRT. Ia akan mengoptimalkan kinerja para pegawai terutama kru BRT supaya mendapatkan sambutan yang positif dari para penumpang.
“Kita tidak mengurangi jumlah kru BRT. Tetap sama jumlahnya seribuan orang. Semoga saja pandemik segera selesai supaya kita bisa bangkit lagi,” terangnya.
Terpisah, Pendiri Komunitas Transport Semarang, Theresia Tarigan menyebut, kualitas layanan BRT selama ini buruk. Mestinya, katanya, BRT berbenah secara menyeluruh supaya bisa memikat hati masyarakat Semarang.
Ia menganggap di setiap koridor BRT Semarang pelayanan yang dilakukan oleh petugas tidak optimal. Bahkan banyak armada yang kurang terawat dan kotor.
“Kita mendorong agar ada perbaikan sistem layanan BRT Semarang. Salah satunya bisa mengevaluasi kinerja yang menyeluruh dan melakukan efisiensi dari segi operasionalnya,” tandasnya. (Khrisna)