NEWSLAN.ID, LEBANON — Amerika Serikat mengatakan pada hari Senin (21/10) bahwa mereka ingin perang Israel-Hizbullah berakhir secepat mungkin, saat mereka mendesak penegakan resolusi PBB yang mengharuskan kelompok bersenjata itu menarik diri dari Lebanon selatan.
Utusan AS Amos Hochstein mengadakan pembicaraan di ibu kota Lebanon dengan ketua parlemen Nabih Berri, sekutu Hizbullah, dalam upaya mengakhiri perang yang telah berlangsung hampir sebulan yang telah menewaskan lebih dari 1.470 orang di Lebanon.
“Mengaitkan masa depan Lebanon dengan konflik lain di kawasan itu bukanlah dan tidak akan sejalan dengan kepentingan rakyat Lebanon,” kata Hochstein, merujuk pada tuntutan utama Hizbullah agar gencatan senjata apa pun di Lebanon dikaitkan dengan berakhirnya perang di Gaza.
Hochstein juga mengatakan bahwa meskipun resolusi PBB 1701, yang mengakhiri perang Israel-Hizbullah tahun 2006, seharusnya menjadi dasar untuk gencatan senjata baru, para pihak belum melakukan upaya yang cukup untuk melaksanakannya sejak saat itu.
Berdasarkan resolusi 1701, hanya tentara Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB UNIFIL yang boleh dikerahkan di wilayah selatan Sungai Litani Lebanon dekat perbatasan Israel.
Meskipun ada ketentuan resolusi tersebut, Hizbullah tetap berada di Lebanon selatan dan pada Oktober tahun lalu mulai melancarkan serangan lintas-perbatasan berintensitas rendah ke Israel, untuk mendukung sekutu Palestina-nya, Hamas.
“Komitmen yang kami miliki adalah menyelesaikan konflik ini berdasarkan 1701, seperti itulah solusinya nanti,” kata Hochstein kepada wartawan.
“Resolusi 1701 berhasil mengakhiri perang pada tahun 2006 tetapi kita harus jujur bahwa tidak seorang pun melakukan apa pun untuk melaksanakannya. Kedua belah pihak hanya berkomitmen pada Resolusi 1701 saja tidaklah cukup.” tambahnya dikutip AFP, Senin (21/10/2024).
Minggu lalu, Perdana Menteri Najib Mikati mengatakan kepada AFP bahwa pemerintahnya siap untuk meningkatkan kehadiran tentara di Lebanon selatan jika ada gencatan senjata.
Ini akan dimulai dengan merekrut 1.500 tentara tambahan ke dalam angkatan darat, dan segera setelah gencatan senjata disetujui, pihaknya akan memobilisasi tentara dari tempat lain di Lebanon, kata Mikati.
Hizbullah yang didukung Iran adalah satu-satunya kelompok bersenjata yang menolak untuk melucuti senjatanya setelah perang saudara 1975-1990, dan telah mempertahankan persenjataan yang tangguh di negara yang dilanda perpecahan politik dan militer yang lemah.(Ade)