Newslan-id Lampung Tengah. Seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) warga Dusun Karang Endah bernama Ralia (35) dinyatakan koma selama 8 hari hingga akhirnya meninggal dunia pasca menjalani operasi di Rumah Sakit Islam (RSI) Asy-Syifaa Bandar Jaya, Kelurahan Yukum Jaya, Terbanggi Besar, Lampung tengah.
Kejadian tersebut menimbulkan pertanyaan dari pihak keluarga terutama Imam (50) suami almarhumah.
Kejadiannya berawal dari Ralia (35) almarhumah yang mengalami sakit di hidungnya selalu mengeluhkan kepada Imam suaminya, dari hasil pemeriksaan didiagnosa menderita sinusitis. Setelah beberapa kali periksa akhirnya dapat rujukan untuk ke RSI Asy-Syifaa.
Selanjutnya Almarhumah sempat bercerita kepada Imam Suwarno suaminya, kalau dokter mengatakan untuk dioperasi kecil (ringan), karena mendapat saran rekomendasi seperti itu ia lalu meminta izin kepada Imam suaminya.
“Kalau cuma operasi kecil-kecilan ngak apa-apalah, tapi kalau operasi besar, saya takut juga Pak, Ya udah pak nanti tak survei dulu kapan jadwal operasinya,” ucap Imam suami almarhumah menirukan percakapan mendiang istrinya.
Imam Suwarno, suami almarhumah.
Lebih lanjut Almarhumah berangkat bersama anaknya Nina (16) ke RSI Asy-Syifaa sekira jam 09.00 pagi, sampai di Rumah Sakit, lalu sekitar jam 1 siang sudah di infus dan akan dilakukan tindakan operasi.
Untuk itu Imam mengungkapkan atas tindakan rumah sakit dirinya merasa kecewa karena tidak dilibatkan pihak keluarga terutama ia sebagai suaminya.
“Saya sudah rela atas kematian istri saya, yang jadi kekecewaan saya kenapa pihak Rumah Sakit tidak memberitahu dan melibatkan saya sebagai suaminya, seharusnya kan Rumah Sakit lebih mengerti,” tegasnya.
Ia menambahkan seharusnya dokter yang menangani istrinya bisa melibatkan pihak keluarga pasien, kenapa hanya meminta persetujuan dan tanda tangan dari anak gadis saya yang masih sekolah SMA kelas 11, baru berumur 16 tahun.
“Seharusnya pihak Rumah Sakit lebih mengerti dan meminta persetujuan keluarga terutama saya sebagai suaminya. Lah kok ini menyuruh anak saya yang tanda tangan bahkan anak saya disuruh mengisi kotak-kotak yang tidak ada tulisannya,” ujarnya.
Menurut Imam sebelum dinyatakan meninggal dunia pasca operasi mendiang istrinya itu masih sehat, baik-baik saja, seperti biasa melakukan aktivitas
“Sebelum berangkat ke Rumah Sakit itu istri saya sempat belanja bahkan dia masak dulu di rumah,” ujar Imam.
Terpisah, pihak RSI Asy-Syifaa saat dimintai keterangan untuk klarifikasi mengenai hal ini belum bisa memberikan jawaban.
Untuk itu dirinya ditemani keluarga mendatangi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Rajawali Nusantara (Ranusa) atas kejadian ini meminta agar bisa mendapatkan keadilan.
Selain itu Hendrico Tanjung di kantor LBH Ranusa membenarkan bahwa telah didatangi oleh keluarga Imam Suwarno untuk konsultasi terkait permasalahan ini,tutup nya.
Tim