Banjir Rob Tahunan Telah Rusak PAUD Di Tambaklorok Semarang, Pengelola Relakan Rumah Pribadinya Untuk Sarana Belajar

Semarang – Newslan.id – Kehadiran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) kini tengah digencarkan sebagai pendidikan wajib sebelum anak-anak memasuki Taman Kanak-Kanak (TK). Bahkan, PAUD telah menjadi program wajib Pemkot Semarang. Sayangnya, akses PAUD tak seluruhnya berjalan mulus. Berlokasi di RW 16 Kampung Tambaklorok, Kecamatan Semarang Utara, terdapat salah satu PAUD yang tak dapat beroperasi akibat bencana banjir rob Tambaklorok.

Bernama PAUD Patra Sutera, tempat anak usia dini untuk belajar pertama kali itu sudah terbengkalai sejak tahun 2020 lalu. Pantauan di lokasi , banjir air rob Tambaklorok membuat ruangan kelas sangat kumuh dan tak layak pakai.
Pengelola PAUD Patra Sutera, Sittatun (52) menceritakan bangunan dua lantai itu mulai terbangun sejak tahun 2012 silam. Tingginya banjir rob setiap tahunnya membuat siswa dan tenaga pendidik meninggalkan bangunan tersebut.

“Waktu itu masih bagus, permainan masih komplet, kondisi gedungnya bagus. Itu anak-anak senang sekali karena tempatnya luas dan bisa bermain kesana kemari,” kata Sittatun.

Semula seluruh kegiatan belajar mengajar masih memakai lantai dua yang tak terkena dampak rob. Namun kegiatan tersebut mulai berpindah setelah adanya insiden dua orang anak yang jatuh terpeleset saat hendak pulang sekolah.

“Waktu itu kami masih menggunakan gedung yang atas karena yang bawah tidak bisa untuk belajar sama sekali. Berangkat itu belum ada airnya, waktu pulang ada airnya dan dua anak terpeleset nangis-nangis,” kata Sittatun.

Terpukul dengan kejadian tersebut, Sittatun bersama suaminya yang berstatus sebagai Ketua RW 16, Slamet Riyadi, berinisiatif memindahkan kegiatan belajar mengajar PAUD Patra Sutera di rumahnya. Hal tersebut berjalan hingga kini.

“Awalnya memang ada keluhan, tapi bagaimana lagi? Keadaannya sudah tidak bisa untuk kegiatan belajar mengajar, jadi terpaksa memindahkan kesini,” jelas Sittatun.

Baca Juga :   PERINGATI HARI PRAMUKA KE 62 KWARTIR RANTING KEC. SUMBERJO ADAKAN UPACARA

Sittatun menilai, bangunan rumahnya memang kurang luas sebagai sarana pendidikan anak dan terbilang kurang memadai. Namun, pembelajaran untuk usia dini harus tetap berlanjut dan tak boleh berhenti.

“Terdapat 25 anak yang aktif mengikuti pembelajaran setiap harinya.

Harapannya ada dari pihak pemerintah yang memberikan uluran tangan untuk sekolah ini. Kalau lewat itu sedih, Ya Allah terendam begini, kapan ya diperbaiki? Kapan ditinggikan? seperti itu,” keluh Slamet Riyadi sembari menunjuk kondisi PAUD Patra Sutera.(Khrisna)

Mau Pesan Bus ? Klik Disini