Disdag Semarang Pantau Harga Daging Ayam

Semarang – Newslan.id – Dinas Perdagangan Kota Semarang terus memantau harga komoditas pangan strategis, khususnya daging ayam yang sampai saat ini harganya masih bertahan tinggi di hampir seluruh daerah.

“Saya minta kepala pasar kalau ada kenaikan (harga, red.) yang signifikan lapor Disdag,” kata Pelaksana Tugas Kepala Disdag Kota Semarang Fajar Purwoto.

Hal tersebut disampaikannya di sela kunjungan Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Anggia Erma Rini memantau harga komoditas pangan di Pasar Karangayu Semarang.

Menurut Fajar, penyebab harga daging ayam masih bertahan tinggi beragam, antara lain pasokan sedikit sedangkan permintaan masyarakat banyak, kemudian dipengaruhi juga dengan kenaikan harga pakan.

Sejauh ini, Disdag memantau perkembangan harga komoditas pangan strategis, terutama daging ayam, dan akan melakukan kajian mengenai dilakukannya operasi pasar.

“Nanti kami akan evaluasi dan komunikasi dengan Dinas Ketahanan Pangan untuk melakukan operasi pasar. Jadi, kami akan jaga pasar-pasar ini relatif stabil semua harganya (komoditas, red.),” kata Fajar.

Fajar menyebutkan secara umum harga komoditas pangan strategis di pasar tradisional di Kota Semarang masih relatif stabil meskipun ada perbedaan harga, misalnya antara pasar besar dan pasar kecil.

Namun, kata Fajar, selisih harga jual komoditas tidak terlampau besar, misalnya antara yang dijual di Pasar Karangayu yang dekat pusat kota dengan pasar tradisional di kawasan pinggiran kota.

Dari hasil pantauan harga di Pasar Karangayu Semarang itu, Komisi IV DPR RI menemukan harga komoditas daging ayam di Kota Atlas masih bertahan tinggi, sebagaimana daerah-daerah lainnya.

“(Daging, red.) Ayam sangat tinggi. Sebelum Lebaran (Idul Adha, red.) cuma Rp32.000 per kilogram, sekarang sampai Rp40.000 per kg. Di beberapa kota lain sama aja. Hanya ayam saja yang paling tinggi,” kata Anggia Erma Rini.

Baca Juga :   Nikmati Pisang Epe Pantai Losari, Ganjar Dibuat Terkesima Suara Pengamen Cilik Ini

Menurut Anggia, kenaikan harga komoditas pangan bisa berdampak positif terhadap peternak atau petani, tetapi jika terlampau meroket juga memberatkan masyarakat dan daya beli menjadi berkurang.

Karena itu, Anggia akan meminta pemerintah pusat dan daerah untuk mencari jalan tengah agar harga di pasaran tidak terlalu tinggi, namun tetap menguntungkan petani atau peternak.

“Mungkin ada jalan tengah agar tidak terlalu mahal. Kalau Rp40.000 itu terasa mahal mungkin bisa diturunkan. Nanti kami akan diskusi lagi lebih lanjut supaya diturunkan. Tapi tentu tidak sangat turun sekali,” kata Anggia.(Khrisna)

Mau Pesan Bus ? Klik Disini