Ada Kerja Rodi Dan Romusha Di Limapuluh Kota

Newslan id Limapuluh Kota. Kesejahteraan adalah impian semua orang. Bahkan apapun bentuk program pemerintah, muaranya adalah untuk menghadirkan kesejahteraan. Itulah salah satu tugas pemimpin. Jika dalam era kepemimpinannya tidak ada peningkatan kesejahteraan, atau bahkan menurun, berarti gagal lah orang itu dalam mengemban amanah kepemimpinannya. Berikut beberapa fakta terkait ini yang bisa kita telaah bersama, :

  1. Pada masa kepemimpinan Safaruddin, kita menyaksikan perbudakan gaya baru. Seseorang terpaksa meneken suatu surat perjanjian yang isinya bahwa yang bersangkutan bekerja sebagai sukarelawan di OPD tertentu dan bersedia untuk Tidak Digaji. Dalam kasus ini sungguh tidak pantas kita berbicara tentang kesejahteraan. Karena jangankan ada ikhtiar untuk meningkatkan, yang sudah ada saja dihabiskan. Padahal dulu dimasa kampanye masih segar dalam ingatan kita, Safari berjanji meningkatkan kesejahteraan THL/honorer.

Pertanyaan tambahan, apakah gaji mereka sudah dibayarkan sebelum idul fitri ini ?

Berdasarkan info yang media kantongi di lapangan, Maret-April gaji mereka THL belum dibayarkan. Apakah mereka tidak berhak untuk berhari raya sebagaimana layaknya keinginan semua muslim di dunia?

Ingat, ini prestasi berikutnya bapak bupati kita. Perbudakan gaya baru, dan selalu terlambat membayar gaji thl/honorer. Bahkan sampai sekarang tidak ada kejelasan apakah gaji Maret dan April mereka akan dibayar sebelum hari kemenangan tiba.

  1. Selain gaji belum dibayarkan, gaji mereka (thl/honorer) dikabarkan diturunkan menjadi 1.250.000/bulan mulai April ini. Kembali janji Safaruddin mangkir lagi. Berjanji menaikkan kesejahteraan, meningkatkan gaji/honor, tapi dalam realisasinya banyak merumahkan thl, memulai sistem perbudakan gaya baru, dan termasuk mengurangi gaji/honor mereka. Maka jangankan bicara soal kesejahteraan warga Limapuluh Kota yang berjumlah sekitar 390.000 jiwa, kesejahteraan 1.000 an thl saja tidak mampu diperbaikinya. Padahal thl itu rentang kendalinya jauh lebih pendek dibandingkan 390.000 warga. Maka rakyat jangan berharap lebih.
  2. Rekanan terdampak gagal bayar 2022 tidak semuanya bermodal besar. Sebagian pakai uang bank, sebagian pakai modal pinjaman juga. Maka ketika tidak dibayar pemerintah wajar mereka marah. Lalu Safaruddin menjanjikan membayar pada triwulan I. Sekarang sudah April, tapi juga belum ada realisasi. Selain sudah lewat Maret, ini waktu mau lebaran pula. Semua orang butuh uang. Tapi kembali Safaruddin mengukir prestasi.
Baca Juga :   Pesan Ganjar Tentang Tantangan Besar Generasi Muda Bangsa

Perihal itu, dikutip dari sumber istimewa dan juga salah satu tokoh Liko, dalam 2 tahun kepemimpinan Safari, kami belum melihat Program program Besutan Safari yang langsung bisa dimanfaatkan dan dirasakan oleh masyarakat secara luas, kalau segelintir orang orang dekat “Istana,” mungkin saja Sudah menikmati, tapi intinya secara garis besar belum dirasakan secara langsung.

“Sekarang kami dengar lagi, THL tanpa gaji atau Sukarelawan, itu kan sama dengan kerja Rodi atau Romusha, tak patut lah.
Sepertinya Bupati sekarang tidak punya Grand Design sebagai Road Map daerah sebagai arah pembangunan, jadinya asal asalan, karena tidak terencana dengan baik,” tukuknya.

Tidak hanya sampai disitu, sekitar sebulan yang lewat dilansir dari sumber istimewa, dalam rapat Forkopimda, kita sebut saja Bapak (APH) mengatakan kepada Bupati Limapuluh Kota.

“Bapak Bupati tolong di rombak lagi kabinet kabinetnya, jangan dikira daerah ini lagi baik baik saja, sudah berkecamuk,” Ucapnya.

Tim

Mau Pesan Bus ? Klik Disini