Newslan.id Pesisir Selatan-
Bantuan hewan ternak kambing dan ayam dari Pemerintah Nagari (Pemnag) Silaut Kecamatan Silaut, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, yang diberikan kepada 170 Keluarga penerima manfaat yang merupakan warga setempat dikeluhkan. Pasalnya bantuan yang dialokasi dari Dana Desa (DD) tahun 2022 itu dinilai tidak sesuai spesifikasi. Empat warga nagari Silaut Induk penerima bantuan kambing dan ayam yang enggan menyebutkan namanya mengatakan, ternak yang mereka terima jenisnya kambing betina, Ayam jantan dan betina, namun ukuran ternak itu sangat kecil, usianya belum dewasa dan kurus. “Kami sangat kecewa karena kambingnya kecil dan kurus. Usianya juga belum dewasa, ” ujar mereka, Senin kemarin (17/Okt/2022) di Silaut Induk. Menurut penuturan mereka, bantuan hewan ternak kambing dan Ayam ini diberikan karena sesuai kebijakan terkait pemanfaatan 20 persen dana desa untuk program ketahanan pangan dan hewani.
Hal ini bahkan diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 104 Tahun 2021 Tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2022. Pemnag Silaut Induk memberikan bantuan hewan ternak berupa kambing dan ayam,” sebut sumber. Dari 170 KK tersebut, 30 KK diantaranya diberikan kambing sebanyak 60 ekor masing masing 2 ekor per KK berjenis kelamin betina. Sementara sisa 140 KK diberikan bantuan unggas berupa ayam sebanyak 10 ekor per KK 1 ekor ayam jantan dan 9 ekor ayam betina. Hewan ternak tersebut, kata mereka, merupakan bantuan sosial program ketahanan pangan nabati dan hewani yang dialokasi dari DD Silaut Induk tahun anggaran 2022 sebesar Rp. 2 juta per KK hewan ternak kambing dan Rp. 640,000 per KK hewan ternak unggas “. Sementara itu pengadaan kambing dan ayam oleh Pemnag harus disesuaikan dengan harga yang ditetapkan yakni, Rp. 1 juta perekor kambing. Begitu juga ayam jantan dan ayam betina , kalau harganya ayam jantan perekor Rp. 100 ribu dan ayam betina Rp.60.000 perekor maka yang harus diadakan 1400 ekor ayam dan kambing 60 ekor,” jelas mereka.
Namun melihat kondisi kambing dan ayam yang diserahkan itu dinilai sangat berbeda jauh dengan harga yang ditetapkan. “Kambing yang diserahkan itu sangat tidak sesuai dengan harganya, masa harga kambing kecil, kurus dan usianya masih muda harganya Rp. 1 juta, itu tidak masuk akal, apalagi kambing betina yang diserahkan itu kambing kampung , harganya itu dibawah dari Rp. 1 juta,” sebut salah satu warga penerima hewan bantuan. Diungkapkan, sebenarnya Pemnag Silaut Induk mengatakan kambing yang akan diserahkan itu adalah jenis kambing kampung yang ukuran kecil dan kurus tidak sesuai dengan nota pembelian.“Ini Pemnag Silaut pencalieh (pembohong). Kambing dan ayam tidak sesuai harga perekor. Jadi kambing dan ayam yang diadakan tidak sesuai dengan umur dan fisiknya,” ungkap mereka. Bukan itu saja, mereka juga sangat menyayangkan karena pembelian hewan ternak kambing tidak ke peternakan tapi ke warga yang berternak kambing proses pembelian nya ada yang 5 ekor ada yang 2 ekor. Tetapi kenyataannya, Pemnag Silaut Induk membuat nota pembelian kambing melalui salah satu perusahaan.
Sebagai bentuk tidak transparansi pemnag Silaut Induk, tempat pembelian ayam yang harus letaknya didalam kabupaten bukan diluar kabupaten. Sementara itu informasi yang kami rampung dari warga kenegarian Silaut Induk telah melakukan pembohongan publik tentang anggaran pembelian hewan ternak,Sementara itu Wali Nagari Silaut Induk sendiri tidak berkomentar baik di hubungi via seluler melalui telepon dan chat via WA.
Maka dengan itu warga menduga ada ketidakberesan dalam pengadaan hewan ternak kambing dan ayam ini. Olehnya mereka meminta kepada Inspektorat Pesisir Selatan untuk turun tangan melakukan pemeriksaan dilapangan. Salah satu tokoh pemuda di Silaut menambahkan, seharusnya pengadaan bantuan ternak semacam ini harus melalui prosedur.
Dan sebelum diadakan harusnya Pemnag terlebih dahulu memberikan himbauan agar penerima ternak menyediakan kandang masing-masing, atau Pemnag sendiri yang menyediakannya. “Nah, kalau tidak ada kandang hewan ternaknya mau dibawa kemana, seperti sekarang ini jadinya.
Kambingnya sudah ada, kandangnya tidak ada. Belum lagi pengembangbiakannya bagaimana,” ungkapnya. Karenanya, ia menilai pengadaan ternak ini tidak melalui perencanaan yang matang, hanya asal-asalan, yang penting ada kegiatan yang diadakan. “Kalau seperti ini pastinya hewan ternak yang diberikan itu akan mati seperti kejadian sekarang ini banyak hewan ternak tersebut mati. Nanti kelihat kedepan,” cetus sumber yang tidak mau dipublikan namanya.
Reforter :MA Newslan.id