Newslan.id – Semarang – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang melaunching program Tancab Bang Tani (Tanam Cabai dan Bawang untuk Tekan Inflasi) di Agro Purwosari, Kecamatan Mijen Kota Semarang.
Bawang dan cabai menjadi fokus dalam budidaya lantaran di Kota Semarang, belum ada pertanian khusus untuk dua komuditi tersebut.
Tak hanya itu, dua komuditi pertanian itu acapkali berpengaruh pada laju inflasi di Kota Semarang.
Seperti diketahui, data dari BPS inflasi Kota Semarang mencapai 0,38 persen. Prosentase inflasi itu dicatat BPS pada Juli 2022.
Dari data itu, meroketnya harga cabai dan bawang merah berkontribusi besar dalam peningkatan inflasi di Kota Semarang.
Bahkan kontribusi kenaikan harga cabai dan bawang yang dimasukan dalam kategori bahan makanan pada inflasi Kota Semarang mencapai 0,38 persen pada Juli 2022.
Untuk itu, Pemkot mencoba mengembangkan pertanian cabai dan bawang merah yang selama ini dipasok dari luar daerah.
“Inflasi yang terjadi di Kota Semarang memang luar biasa, untuk itu kami mencoba menekannya melalui potensi pertanian seperti mengembangkan cabai dan bawang merah,” kata Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang, Hernowo Budi Budi Luhur di Agro Purwosari Kota Semarang.
Dilanjutkannya, budidaya cabai dan bawang merah di Agro Purwosari akan dijadikan contoh untuk masyarakat.
“Sebenarnya inflasi karena cabai dan bawang merah hanya permasalahan distribusi dan ketersediaan,” ucapnya.
Hernowo menuturkan, untuk itu budidaya cabai dan bawang merah dijadikan pilot projek untuk memastikan ketersediaan komuditi tersebut di tengah masyarakat.
“Ke depan kami akan maksimalkan lahan milik Pemkot yang ada, jadi 40 persen lahan terbuka hijau akan dimaksimalkan untuk ditanami,” jelasnya.
Adapun total luasan Kota Semarang mencapai 373 kilometer persegi lebih. Jika Pemkot Semarang akan memaksimalkan lahan terbuka hijau yang ada, berarti sekitar 149 kilometer persegi akan dimanfaatkan untuk ketahanan pangan dan sebagian untuk budidaya cabai hingga bawang merah.
Sementara itu, Plt Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, yang melaunching program Tanam Pak Tani di Agro Purwosari, menjelaskan, untuk mengatasi inflasi semua pihak harus bergerak.
“Dari hulu hingga hilir harus bersama-sama mencipta ketahanan pangan guna menekan inflasi, satu di antaranya melalui Tancab Pak Tani,” paparnya.
Ditambahkannya, gerakan tersebut harusnya tidak hanya ada di balai-balai di bawah Dinas Pertanian Kota Semarang.
“Saya juga meminta agar dinas terkait mensosialisasikan program pertanian untuk ketahanan pangan, tujuannya agar inflasi dapat ditekan,” tambahnya.(Khrisna)