Newslan.id – Salatiga – Pemerintah Kota Salatiga mencanangkan setiap organisasi perangkat daerah (OPD) berperan aktif dalam penanganan kemiskinan tahun 2023. “Sehingga, satu satuan satuan kerja perangkat desa (SKPD) satu unit kerja harus mempunyai sasaran tembak dalam rangka penanggulangan kemiskinan di Kota Salatiga,” kata Penjabat (Pj) Wali Kota Salatiga Sinoeng N Rachmadi saat memperingati Hari Pengentasan Kemiskinan Internasional di Halaman Pemkot Salatiga,
Rencana tersebut, diakuinya, akan dimulai dari mapping kantong kemiskinan yang dilakukan Bappeda Kota Salatiga.
“Dari hasil kajian perguruan tinggi, tinggal kondisi tersebut untuk bisa dikeroyok bareng-bareng,” tegas Sinoeng.
Untuk merealisasikan rencana tersebut, Pemkot Salatiga sadari sekarang meminta kepada OPD yang berani mengambil langkah memberikan prioritas pada wilayah kemiskinan, dan mana yang menjadi fokus.
Sinoeng menerangkan, di Jawa Tengah ada sebanyak 12 kabupaten dan kota yang memiliki prosentase penduduk miskin kurang dari tingkat kemiskinan nasional.
Sementara sebanyak 17 kabupaten berada di atas persentase penduduk miskin di Jawa Tengah dengan persentase penduduk miskin dari 11 persen hingga hampir 18 persen.
“Tidak perlu kepedean, kalau tingkat kemiskinan kota masih lebih rendah daripada standart nasional atau provinsi. Hal itu yang akan kita genjot terus dan kita kejar. Yang harus kita rawat adalah rasa peduli, rasa handarbeni semua unsur kepala SKPD, OPD, camat, lurah, semua komponen harus ngrungkepi,” terangnya.
Sementara, di tengah keterbatasan kemampuan keuangan pemerintah, BAZNAS Kota Salatiga hadir sebagai salah satu alternatif solusi upaya pengentasan kemiskinan.
Sejak tahun 2018 sampai saat ini BAZNAS Kota Salatiga telah mentasyarufkan bantuan untuk pelaku UMKM di Kota Salatiga sebanyak 380 UMKM dengan nilai sebesar 570 juta dan bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) sebanyak 47 unit atau sebesar 540 juta.
“Pagi ini saya juga memberikan bantuan dari Baznas yaitu untuk Ibu Rubinem bantuan rumah layak Baznas sebesar Rp5 juta, 15 mustahik paket ekonomi produktif sebesar Rp22.500.000, kemudian 50 mustahik paket logistik keluarga sebesar Rp7.500.000. Semoga bermanfaat,” tandasnya.
Sebagai informasi, Kota Salatiga memiliki persentase penduduk miskin terendah kedua (5,41) setelah kota Semarang (4,56) di tahun 2021. Angka ini hanya separuh dari persentase penduduk miskin Indonesia (9,71) di tahun yang sama.(Khrisna)
