Newslan.id – Semarang – Dikatakan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang, Bambang Suranggono bahwa volume sampah Kota Semarang kembali merangkak naik usai pandemi Covid-19 mulai mereda.
Berdasarkan data, sebelum pandemi produksi sampah mencapai 1.437 ton per hari. Sedangkan, saat pandemi sekitar tahun 2020 sampah mengalami penurunan mencapai 900 ton per hari.
Saat ini sampah yang diproduksi masyarakat Kota Semarang kembali meningkat, rata-rata sampah yang dibuang ke TPA mencapai 1.110-1.150 ton per hari.
Bambang mengatakan, salah satu upaya mengatasi penumpukan sampah adalah memperbanyak bank sampah. Namun demikian , pengurangan sampah paling efektif adalah berbasis masyarakat. Alhasil, partisipasi masyarakat diharapkan pengurangan volume sampah bisa terwujud.
Hingga saat ini, Bambang menyebut Kota Semarang sudah memiliki 229 bank sampah. Melalui bank sampah masyarakat bisa memilih dan memilah sampah sendiri. Harapannya sampah yang masuk ke tempat pembuangan sementara (TPS) dan TPA bisa berkurang.
Sampah yang tidak harus sampai ke TPA adalah sampah anorganik, jumlahnya sekitar 17 persen dari total sampah. Untuk sampah anorganik seperti botol plastik yang punya nilai tinggi, nantinya akan dikumpulkan dan ditimbang sebelum dibeli pengepul . Pihaknya menargetkan 1.000 bank sampah bisa dioperasikan hingga akhir tahun ini. Dengan banyaknya bank sampah, nantinya akan memercepaf proses pemilahan dan pemilihan sampah dilingkungan masyarakat.
Hingga saat ini DLH memiliki 40 TPS yang ada di empat Unit Pelayanan Terpadu (UPT), dan 10 diantaranya difungsikan juga sebagai tempat transaksi bank sampah.
40 TPS ini berguna untuk mengurangi penumpukan sampah daur ulang di rumah-rumah , karena selama ini warga menunggu lama sampai truk pengangkut datang mengambil.(Khrisna)