Semarang – Newslan.id – Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) Badan Layanan Umum (BLU) Trans Semarang berusaha meningkatkan transaksi cashless dalam pembayaran yang dilakukan masyarakat.
Menurut informasi yang dihimpun, bakal ada penyesuaian transaksi tunai agar transaksi cashless bisa bertambah. Salah satunya dengan penyesuaian tarif, yakni khusus transaksi tunai akan dinaikkan menjadi Rp 4 ribu, sementara transaksi non tunai masih tetap Rp 3.500.
“Sesuai arahan Pak Presiden RI Joko Widodo, pengguna transportasi didorong untuk menerapkan cashless. Kita masih persiapkan rencana ini, dengan mendorong transaksi cashless,” kata Kepala UPTD BLU Hendrix Setiawan, Selasa (24/5).
Media Hendrix begitu ia disapa menjelaskan, formula untuk meningkatkan transaksi cashless masih terus digodok. Salah satunya dengan penyesuaian tarif khusus untuk transaksi tunai, yakni sebesar Rp 4.000.
Namun rencana ini masih terus dimatangkan, salah satunya dengan menunggu turunnya Perwal.
“Ada penyesuaian tarif khusus tunai, naik Rp 500. Kita masih tunggu turunnya Perwal,”jelasnya.
Disinggung persentase transaksi nontunai atau cashless di Trans Semarang, Hendrix menjelaskan masih cukup kecil. Angkanya rata-rata sebesar 10 sampai 15 persen per hari, sisanya masih menggunakan transaksi tunai.
“Dominasinya masih pada transaksi tunai, kita coba memberikan berbagai promo untuk transaksi cashless, termasuk dengan penyesuaian tarif ini,” tuturnya. Alfa Narendra, Perwakilan Masyarakat Transportasi Indonesia sekaligus pengamat transportasi dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) mengamini jika transaksi cashless saat ini harus ditingkatkan untuk transportasi umum termasuk Trans Semarang.
Dosen Teknik Sipil ini mendorong Trans Semarang bisa memberikan rangsangan kepada masyarakat dengan penyesuaian tiket untuk transaksi tunai.
“Mungkin harus ada selisih harga, misalnya kalau transaksi tunai harus bayar Rp 4.000 dan cashless tetap Rp 3.500, harapannya nantinya pengguna Trans Semarang akan berpindah ke nontunai karena lebih murah,” tuturnya. Dengan cashless, kata dia, selain lebih mudah dan cepat dari segi transaksi, transparansi transaksi bisa dimaksimalkan, sehingga minim kebocoran.
Dengan penyesuaian tarif sebesar Rp 4.000 atau naik Rp 500 untuk transaksi tunai, dianggap masih wajar dan tidak memberatkan. “Kalau naiknya misalnya Rp 500 ini, tidak akan menimbulkan gejolak. Apalagi dari data yang ada, pengguna Trans Semarang adalah pengguna rutin setiap hari,” katanya.
Pihaknya berpesan, jika memang jadi dilakukan penyesuaian tarif untuk menggenjot transaksi non tunai, idealnya Trans Semarang terus melakukan sosialisasi dan mempersiapkan sarana dan prasarana dengan baik.
“Harus ada sosialisasi dulu, karena nuwun sewu penggunaan Trans Semarang tidak semuanya mudeng pembayaran nontunai. Paling gampang ya pakai kartu, nah ini harus diperbanyak, termasuk alatnya,” ujarnya.(khr)