JEPARA – Newslan.id – Mimpi Bonawi (44), warga Desa Troso, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara, untuk memperoleh rumah layak huni bagi keluarga kecilnya selangkah lagi terwujud. Itu setelah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengunjungi gubuk bambu miliknya dan menyerahkan bantuan untuk membangun rumah layak huni, Kamis kemarin .
Saat ditemui Ganjar di rumahnya, Bonawi dan istrinya, Ulfatun, tampak malu-malu. Tapi senyum lebar tersungging di wajah keduanya begitu Ganjar dengan sangat hangat mengajak keduanya berdialog. Beberapa candaan sempat dilontarkan Ganjar saat bertemu Bonawi.
“Tidurnya di mana? Di sini(Rumah), ya tidak ada pintunya begitu? Kok tidak tinggal sama orang tua saja,” tanya Ganjar saat melihat kondisi rumah Bonawi.
Bonawi yang ditemani istrinya pun bercerita kepada Ganjar tentang kondisi rumah yang sudah dihuni selama sembilan tahun itu.
“Ya seperti inilah, apa adanya. Sudah sembilan tahun tinggal di sini sama istri. Menempati darurat dulu saya pikir waktu itu, daripada tinggal sama orang tua. Lebih nyaman pisah karena sudah berkeluarga,” ujar Bonawi yang bekerja sebagai finishing meubel itu.
Bonawi bercerita bahwa kondisi ekonomi keluarganya belum cukup untuk membuat rumah yang lebih layak. Penghasilan dari finishing meubel ditambah penghasilan istri sebagai penggiling atau pemintal benang tenun hanya bisa untuk kebutuhan sehari-hari.
“Saya kerjanya menggulung benang. Segulung benang dihargai seribu rupiah, sehari bisa dapat Rp15000,” tambah Ulfatun sembari mempraktikkan menggulung benang dj hadapan Ganjar.
Keluarga Bonawi bukan satu-satunya warga yang rumahnya tidak layak huni. Tepat di sebelah rumah Bonawi, ada tetangganya yakni Munawir (40) dengan kondisi rumah tidak jauh berbeda. Berdinding bambu dan berlantai tanah.
Saat ditemui Ganjar, Munawir yang bekerja sebagai kuli bangunan itu mengaku sudah tinggal dua tahun di rumah itu. Ia tinggal sendiri karena sudah berpisah dengan istrinya. Kondisi ekonomi Munawir juga tidak jauh beda dengan keluarga Bonawi.
“Saya kerjanya kuli bangunan Pak. Tinggal di rumah ini sudah dua tahun. Sendirian,” ujarnya kepada Ganjar.
Setelah melihat dua rumah tidak layak huni itu, Ganjar kemudian menyerahkan bantuan senilai masing-masing Rp 20 juta untuk merenovasi rumah. Baik Bonawi maupun Munawir mengaku sangat berterima kasih karena dengan bantuan tersebut keinginan untuk mendapatkan rumah layak huni bisa diraih.
“Sangat senang dengan bantuan ini, terima kasih,” kata Bonawi dan Munawir.
Ganjar mengatakan kedatangannya ke Troso memang untuk menyerahkan bantuan dalam rangka mengentaskan kemiskinan di Jawa Tengah. Dikatakannya, dari data yang ada, di Desa Troso masih ada sekitar 20an keluarga yang rumahnya tidak layak huni. Ia berharap kepala desa bisa dengan cepat mendata dan menggunakan dana desa untuk menanggulangi kemiskinan di Troso. Alokasi dana dari kabupaten dan provinsi akan diberikan untuk mendukung program itu.
“Sebenarnya kalau ini kan bukan rumah tidak layak huni, tapi ini bukan rumah, maaf ya ini terlihat kaya kandang ternak. Makanya kalau ini 20 ini bisa kita dorong akan sangat bagus,” katanya.
Target renovasi RTLH di Jawa Tengah pada tahun 2022 ini adalah 11.417 unit di 19 kabupaten/kota termasuk intervensi pengentasan kemiskinan ekstrem. Berdasarkan data hingga bulan April, capaian renovasi RTLH secara keseluruhan yang dilakukan Ganjar di tahun 2022 sudah mencapai 6.650 unit. Sementara pada tahun 2021 capaian renovasi RTLH yang dibiayai dari APBD Provinsi Jawa Tengah mencapai 11.152 unit. Ganjar mengatakan, capaian tersebut belum termasuk renovasi RTLH yang juga dilakukan oleh Baznas, perusahaan negara maupun swasta serta filantropis.
Ganjar meminta keterlibatan dari perusahaan-perusahaan besar untuk ikut membantu warga melalui program CSR. Bantuan itu akan mendukung program Pemprov dan Baznas yang selama ini sudah berjalan.
“Perusahaan lewat CSR diharapkan bisa membantu, nanti ditambah dadi Pemprov dan Baznas maka akan lebih cepat tuntas. Jadi yang sudah masuk daftar APBD dan APBN bisa segera dieksekusi. Kalau untuk di lapangan seperti ini kami kerja sama dengan Baznas,” jelasnya.
Ia menambahkan beberapa waktu lalu ada anak-anak mudah yang menawarkan untuk membantu mereka yang tidak bis berobat, sekolah, dan sebagainya. Kemudian Ganjar menawarkan apakah mau membantu rumah tidak layak huni. Respons mereka adalah ingin mengumpulkan dan siap bantu.
“RTLH ini penting sekali. Ini mendorong masyarakat untuk layak, nanti kan ada ikutannya seperti MCK, air bersih dan penerangan m kalau bisa dilakukan bersamaan maka penurunan ekstrem bisa kita percepat. Mereka nanti akan paparan ke saya soal tawaran itu,” kata Ganjar.