SUMBAR-PESSEL-NEWSLAN.ID-Angka kemiskinan di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, pada tahun 2021 tercatat sebesar 7,92 persen. Angka tersebut merupakan yang tertinggi dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
Badan Pusat Statistik (BPS) Pessel mencatat, penduduk miskin di daerah berjuluk Negeri Sejuta Pesona itu bertambah sebesar 0,31 persen dari 7,61 persen di 2020, kemudian menjadi 7,92 persen pada 2021. Penambahan itu merupakan yang tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan berharap tingkat kemiskinan di daerah itu pada
2021 adalah sebesar 7,55 persen, dan pada 2022 ditargetkan di angka 7,2 persen.
Namun demikian, penambahan penduduk miskin cukup besar terjadi pada 2019. Kala itu, penduduk miskin bertambah 0,29 persen dari sebelumnya 7,59 persen menjadi 7,88 persen. Persentase tersebut diketahui mengalami penurunan pada 2020 dan kembali merangkak naik pada 2021 menjadi 7,92 persen.
Diketahui, capaian 7,92 persen itu juga jauh di atas rata-rata tingkat kemiskinan di Sumatera Barat yang hanya 6,63 persen. Secara ranking, Pesisir Selatan berada di peringkat tiga kabupaten/kota termiskin di Sumbar, setelah Kabupaten Kepulauan Mentawai dan Kabupaten Solok.
Dilihat dari jumlah penduduk miskin di Pessel pada 2021 adalah sebanyak 37,41 ribu jiwa. Kemudian bertambah 1,95 ribu jiwa jika di bandingkan di 2020. Penambahan itu pun merupakan yang tertinggi sejak 2016.
Tak hanya jumlah dan persentase penduduk miskin yang melonjak di Kabupaten Pesisir Selatan. Kondisi tersebut juga diperparah dengan ketimpangan yang meningkat. Hal itu terlihat dari Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan.
Untuk diketahui, Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index-P1) merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh pula rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan.
Sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (Proverty Severity Index-P2) memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi pula ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.
Bahkan, satu tahun roda pemerintahan RA-RUDI berjalan, indeks kedalaman kemiskinan di Pessel berada pada angka 0,87. Angka tersebut naik sekitar 0,06 persen dari tahun sebelumnya, dan merupakan yang tertinggi dalam kurun waktu empat tahun terakhir.
Setelah semua, indeks keparahan kemiskinan juga terus meningkat di Pessel, dari 0,14 pada 2020 menjadi 0,15 di 2021. Angka tersebut diketahui juga yang tertinggi dalam kurun waktu empat tahun terakhir.
(Maengki/Newslan.id)