SUMBAR-PESSEL-NEWSLAN.ID-Satu unit rumah warga semi permanen di Nagari Ampang Tareh Lumpo, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, hancur akibat tertimpa longsor sekitar dua bulan lalu. Namun, hingga kini belum tersentuh bantuan pemerintah.
Pemilik rumah Asril (51 tahun) menyebut, hingga kini belum ada tanda-tanda kapan rumahnya bakal diperbaiki oleh pemerintah setempat. Padahal, kata dia, saat bencana longsor terjadi banyak pihak dari pemerintah daerah yang berkunjung ke lokasi. Bahkan, tim dari kecamatan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga telah melakukan pendataan.
“Ya, banyak yang datang kesini waktu itu. Mereka berjanji akan membantu perbaikan rumah saya,” ujar Asril pada wartawan, Sabtu (12/3/2022).
Lebih lanjut dijelaskan, ia bukan tak mampu untuk bersabar, hanya saja kapan rumahnya akan diperbaiki tak jelas sampai sekarang. Sebab, janji dan harapan yang disampaikan sejumlah pejabat waktu mendata rumahnya hingga kini belum terealisasi.
“Waktu itu, saya diminta untuk bersabar karena melihat rumah saya sudah rata dengan tanah. Dan mereka berjanji akan segera dibangun kembali. Namun, hingga kini belum ada tanda-tanda akan diperbaiki. Padahal KTP, KK, dan syarat administrasi lainnya sudah saya serahkan waktu itu ke pemerintah nagari,” ucapnya lagi.
Mirisnya lagi, Asril yang hidup sebatang kara ini sekarang tengah menderita sakit asam lambung. Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, ia dibantu oleh saudara dan kerabat terdekatnya.
Sekarang, ia masih tinggal di sekitar lokasi rumahnya yang runtuh. Asril membuat pondok kecil satu kamar menggunakan papan seadanya. Dengan kondisi tersebut, ia sangat berharap pemerintah daerah melalui dinas terkait segera merealisasikan janji untuk membangunkan sebuah rumah yang layak untuk ditempatinya.
“Jika memang ada bantuan dari pemerintah untuk membangun kembali rumah saya, ya Alhamdulillah. Jika tidak, mengapa mereka berjanji waktu dulu,” tuturnya.
Namun, hingga kini belum ada satu pun pihak yang mengabari terkait kelanjutan pembangunan rumahnya yang hancur akibat longsor itu.
“Sampai sekarang janji mereka masih terngiang-ngiang di telinga saya. Entah ditindaklanjuti atau tidak, saya tidak tahu, kapan akan dibangun saya juga tidak tahu, belum ada tanda-tandanya,” katanya.
Sementara itu, Dodi (47 tahun) salah seorang masyarakat setempat mengatakan, rumah Asril merupakan rumah yang terparah terdampak longsor pada Desember 2021 lalu. Rumah yang terletak di kawasan perbukitan itu, runtuh dan ambruk bersamaan dengan tanah longsor, hanya menyisakan puing-puing bangunan saja.
“Kalau bisa secepatnya ditanggapi oleh pemerintah daerah. Kasihan kita, beliau hanya sebatang kara,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Bidang Rehablitasi dan Rekonstruksi BPBD Pessel, Yuskardi mengatakan, terkait kondisi itu pihaknya sudah berkoordinasi dengan Wali Nagari Ampang Tareh.
Ia menyebut, BPBD bakal merekomendasikan pembangunan rumah Asril kepada BazNas Kabupaten Pesisir Selatan, dengan catatan pembangunannya di relokasikan ke tempat lain dan jauh dari perbukitan. Hal tersebut mengingat kondisi tanah yang masih labil, dan rawan lonsor
“Jadi, waktu itu belum ada titik kesepakatannya, yang punya rumah tetap ingin membangun rumahnya di kawasan itu. Padahal tanahnya labil dan rawan longsor. Nanti siapkan proposalnya dari nagari, dan bakal kami rekomendasikan ke BazNas. Namun dengan catatan rumahnya dibangun ditempat lain yang lebih aman,” ujarnya.
Maengki/Newslan.id