NEWSLAN.ID,TANJUNGSARI-Pondok pesantren tempat menimba ilmu agama dan sebagai pondasi dasar dari kaum muslim dalam menjalani kehidupan sosial dan budaya dimana kita berada di muka bumi milik Tuhan.
Sudah seharusnya pondok pesantren keberadaannya untuk di dukung (Support) karena mentalitas etika diruang lingkup pondok pesantren masih kental di ajarkan meski pun di jaman serba Tekhnologi saat ini kadang kita berfikir tabu dan beranggapan bahwa pesantren itu sifatnya mono / tidak mengikuti Tekhnologi, padahal di jaman sekarang pondok pesantren sudah banyak yang sudah moderen sudah banyak yang menggunakan Tekhnologi , santri didik untuk mampu menggunakan Tekhnologi seperti Computer , Lap top dalam kurikulum belajar mengajarnya , bahkan santri mahir dalam menggunakan sarana tersebut.
Tidak terkecuali pondok pesantren Darul Muta,Alimin yang berada di Desa Tanjungrasa Kecamatan Tanjungsari – Bogor timur. Meski belum maju seperti pondok pesantren yang memiliki nama besar seperti Gentur di Ci Anjur, Tebu Ireng di Jawa Timur dan di berbagai kota besar lainnya.
Ponpes DMT biasa disebut oleh warga setempat sudah mulai menjalankan metode Tekhnologi namun tidak menghilangkan asli pondok pesantren.
Ustad Syahdan Mujib Pengasuh dan pemilik Ponpes DMT menggantikan Orang tuanya Alm.KH.Abdul Kohar Sultoni , sepeninggal Bapaknya ustad Syahdan melanjutkan ponpes tersebut dengan sedikit sentuhan Tekhnologi IT kepada para santrinya. Bahkan Syahdan membuat diarea ponpes yang luasnya 5000’M itu dengan Ecowisata perkebunan yang di kelola oleh santri.
Dalam tujuannya untuk membuat para santri tidak jenuh menurut Ustad Syahdan anak anak harus belajar mandiri seperti setelah mengaji membaca kitab mereka berkebun dan hasilnya itu untuk mereka konsumsi.”Tuturnya.
Tidak semua santri setelah keluar dari pesantren itu jadi kiyai, ustad penceramah dan jadi guru ngaji , ada yang bertani, berdagang, nah dengan metode ponpes seperti inilah yang kami terapkan supaya ketika anak anak kembali ke kehidupannya bersama keluarganya sudah biasa bertani bercocok tanam.
Hanya memang kata Syahdan (Syahdan,red-), Kami masih terbentur sarana dan prasarana penunjangnya, ya sedikit demi sedikit kami upayakan agar ada. Alhamdulillah berkat para Donatur hamba Allah kami bisa membangun Asrama Santriwati dan saat ini kami juga sedang membangun Kobong untuk para santri pria.
Harapan dan keinginan nya yang kami belum ada gambaran anggarannya itu untuk Jalan masuk pesantren belum bisa masuk kendaraan Roda Empat (Mobil) dan juga Masjid Jamie untuk digunakan sholat berjamaah seperti Jum,atan. Insya Allah kami yakin berkat dukungan para Donatur hamba Allah itu bisa terwujud Insya Allah banyak yang mau berinvestasi buat nanti setelah kita meninggal paling tidak ada ladang amal baik di akhirat kelak.”Tukasnya.
|Mrc