Jateng – KEBUMEN – Newslan.id – Rasa haru tak dapat dibendung ketika mata Sunarmi berbinar-binar begitu ketika menghampiri Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Tapi sesaat kemudian binar matanya meredup karena teringat anaknya yang sudah meninggal.
Sunarmi memang sengaja menemui Ganjar. Ia mendapat informasi Ganjar akan ke Kebumen untuk kunjungan kerja. Syukurlah infonya akurat dan ia bisa bertemu Ganjar di warung makan Sate Ayam Ambal Pak Kasman. Di tempat itu, Ganjar yang baru tiba dari Semarang nampak sedang makan siang bersama beberapa pegiat sosial media setempat
Begitu bertemu, Sunarmi menceritakan perihal anaknya yang bernama Bagus Wahyu Kurniawan. Setiap hari, Bagus selalu mengikuti aktifitas Ganjar melalui media sosial.
Kepada Sunarmi, Bagus mengutarakan keinginannya bertemu Ganjar. Sebab ia tahu , gubernur berambut putih itu sering mengunjungi orang sakit.
“Anak saya kan sakit, kanker. Terus liat pak ganjar juga nengok orang sakit. Katanya pengin ketemu,” kata ibu tiga anak itu.
Namun Sunarmi tidak tahu bagaimana cara mengabulkan keinginannya putranya. Hingga Bagus meninggal 11 Desember lalu, mendiang tetap belum pernah bisa bertemu sosok yang diidolakannya.
“Anak saya pengin ketemu bapak waktu sakit, katanya ingin didoakan, saya sudah tanya-tanyua bagaimana caranya, tapi belum berhasil sampai dia meninggal,” tutur Sunarmi lirih.
Ganjar pun menyampaikan dukacita pada Sunarmi atas kehilangan putranya. Kepada Sunarmi, Ganjar menguatkan dan berdoa semoga mendiang putranya mendapat ampunan serta husnul khotimah.
“Saya doakan semoga husnul khatimah,” kata Ganjar sembari menengadahkan tangan.
Meski masih dalam suasana berkabung, Sunarmi merasa senang akhirnya bisa bertemu Ganjar. Ia memang berusaha keras bisa bertemu untuk menyampaikan keinginan terakhir mendiang putra bungsunya.
“Tadi langsung saya sampaikan. Alhamdulillah anak saya didoain Pak Ganjar,” tutur Sunarmi.
Sunarmi mengatakan, anaknya meninggal akhir tahun lalu setelah sejak tahun 2018 berjuang melawan kanker. Mendiang Bagus, kata Sunarmi, sempat ingin melanjutkan kuliah. Namun karena sakitnya, Bagus harus fokus pada pengobatan. (Khrisna)